Kupang (AntaraNews NTT) - Para pemuda lintas agama di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur ikut memeriahkan pawai ogoh-ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940.
"Kegiatan pawai ogoh-ogoh kali ini diikuti puluhan pemuda lintas agama sebagai bentuk keberagaman kehidupan beragama di Nusa Tenggara Timur," kata Ketua Panitia Pelaksana Pawai ogoh-ogoh, Saha Dewa kepada Antara di alun-alun Kantor Wali Kota Kupang, Jumat.
Para pemuda tersebut terdiri dari pemuda Kristen Protestan, Katolik serta Muslim yang ada di Ibu kota Provinsi NTT. Hal ini menjadi bukti adanya toleransi serta kemajemukan dalam kehidupan beragama di daerah itu.
"Kita menyambut baik kehadiran pemuda lintas agama dalam mendukung pawai ogoh-ogoh. Hal ini membuktikan keharmonisan kehidupan beragama di NTT sangat kuat," ujar Saha Dewa.
Baca juga: Nyepi Momentum Bangun Toleransi
. Masyarakat Bali yang ada di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (16/3) merayakan Pawai Ogoh-Ogoh menyambut perayaan Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1940) yang akan jatuh pada Sabtu (17/3). (ANTARA Foto/Benny Jahang)
Selain itu kata dia, pawai ogoh-ogoh yang dilepas Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man berawal dari halaman Kantor Wali Kota Kupang juga diikuti pemuda asal Pulau Jawa yang membawa Reog Ponorogo.
"Pawai ogoh-ogoh tahun ini diikuti sekitar 500 orang dengan rute pawai sekitar empat kilometer menuju lapangan Mapolda NTT," kata Sara Dewa.
Umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi pada Sabtu, 17 Maret 2018. Nyepi adalah hari kesunyian dan refleksi diri, dimana umat Hindu tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apa pun selama sehari penuh.
"Kegiatan pawai ogoh-ogoh kali ini diikuti puluhan pemuda lintas agama sebagai bentuk keberagaman kehidupan beragama di Nusa Tenggara Timur," kata Ketua Panitia Pelaksana Pawai ogoh-ogoh, Saha Dewa kepada Antara di alun-alun Kantor Wali Kota Kupang, Jumat.
Para pemuda tersebut terdiri dari pemuda Kristen Protestan, Katolik serta Muslim yang ada di Ibu kota Provinsi NTT. Hal ini menjadi bukti adanya toleransi serta kemajemukan dalam kehidupan beragama di daerah itu.
"Kita menyambut baik kehadiran pemuda lintas agama dalam mendukung pawai ogoh-ogoh. Hal ini membuktikan keharmonisan kehidupan beragama di NTT sangat kuat," ujar Saha Dewa.
Baca juga: Nyepi Momentum Bangun Toleransi
Selain itu kata dia, pawai ogoh-ogoh yang dilepas Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man berawal dari halaman Kantor Wali Kota Kupang juga diikuti pemuda asal Pulau Jawa yang membawa Reog Ponorogo.
"Pawai ogoh-ogoh tahun ini diikuti sekitar 500 orang dengan rute pawai sekitar empat kilometer menuju lapangan Mapolda NTT," kata Sara Dewa.
Umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi pada Sabtu, 17 Maret 2018. Nyepi adalah hari kesunyian dan refleksi diri, dimana umat Hindu tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apa pun selama sehari penuh.