Kupang (ANTARA) - Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan munculnya tembusan lava baru di puncak gunung api itu, yang hingga kini masih terus memgalami erupsi.
"Untuk sementara tembusan lavanya tidak berbahaya, karena bisa jadi akan menghilang sendiri seperti sebelum-sebelumnya," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok, Stanis Ara Kian saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin malam.
Berkaitan dengan perkembangan erupsi Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata yang sampai dengan saat ini masih mengalami erupsi, ia mengatakan bahwa beberapa waktu lalu sempat ada tembusan lava yang mengakibatkan semburan lava pijar di sekitarnya punggung gunung itu.
"Namun kemudian perlahan-lahan menghilang akibat tertutup kembali tetapi kemudian muncul lagi dan tidak tentu, kadang lama kadang juga cepat hilangnya," katanya.
Tembusan lava ini, kata dia, juga muncul tidak hanya di satu tempat saja, tetapi selalu berpindah-pindah. Hal ini, artinya banyak tembusan lava di sekitar tubuh gunung api itu.
Untuk saat ini, kata dia, imbauan aktivitas sudah disampaikan kepada warga. Bahwa warga dilarang untuk beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak.
"Jadi tidak boleh ada aktivitas dulu, mengingat aktivitas gunung juga masih tinggi," kata Stanis Ara Kian.
Sebelumnya Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Lembata Geril H Noning mengatakan bahwa aktivitas vulkanis Ili Lewotolok di Pulau Lembata, Provinsi NTT meningkat sejak awal Oktober 2021.
"Peningkatan sejak awal bulan ini. Bahkan sebelumnya sudah dua minggu bisa 25 hingga 26 kali erupsi per hari," katanya.
Hingga saat ini status aktivitas Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau Siaga.
Dalam kondisi yang demikian, PVMBG menyarankan masyarakat di sekitar Ili Lewotolok serta pengunjung, pendaki, dan wisatawan tidak melakukan aktivitas di area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, masyarakat Desa Jontona diminta mewaspadai ancaman bahaya akibat longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara kawah Ili Lewotolok.
Warga sekitar Ili Lewotolok juga diminta mewaspadai ancaman lahar saat musim hujan serta menyiapkan masker untuk menghindari gangguan pernapasan saat Ili Lewotolok menghamburkan abu vulkanik.
Baca juga: Wings Air batal terbang ke Lembata, dampak Erupsi gunung Ile Lewotolok
Baca juga: 27 kali letusan terjadi di Gunung Ili Lewotolok
"Untuk sementara tembusan lavanya tidak berbahaya, karena bisa jadi akan menghilang sendiri seperti sebelum-sebelumnya," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok, Stanis Ara Kian saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin malam.
Berkaitan dengan perkembangan erupsi Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata yang sampai dengan saat ini masih mengalami erupsi, ia mengatakan bahwa beberapa waktu lalu sempat ada tembusan lava yang mengakibatkan semburan lava pijar di sekitarnya punggung gunung itu.
"Namun kemudian perlahan-lahan menghilang akibat tertutup kembali tetapi kemudian muncul lagi dan tidak tentu, kadang lama kadang juga cepat hilangnya," katanya.
Tembusan lava ini, kata dia, juga muncul tidak hanya di satu tempat saja, tetapi selalu berpindah-pindah. Hal ini, artinya banyak tembusan lava di sekitar tubuh gunung api itu.
Untuk saat ini, kata dia, imbauan aktivitas sudah disampaikan kepada warga. Bahwa warga dilarang untuk beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak.
"Jadi tidak boleh ada aktivitas dulu, mengingat aktivitas gunung juga masih tinggi," kata Stanis Ara Kian.
Sebelumnya Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Lembata Geril H Noning mengatakan bahwa aktivitas vulkanis Ili Lewotolok di Pulau Lembata, Provinsi NTT meningkat sejak awal Oktober 2021.
"Peningkatan sejak awal bulan ini. Bahkan sebelumnya sudah dua minggu bisa 25 hingga 26 kali erupsi per hari," katanya.
Hingga saat ini status aktivitas Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau Siaga.
Dalam kondisi yang demikian, PVMBG menyarankan masyarakat di sekitar Ili Lewotolok serta pengunjung, pendaki, dan wisatawan tidak melakukan aktivitas di area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, masyarakat Desa Jontona diminta mewaspadai ancaman bahaya akibat longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara kawah Ili Lewotolok.
Warga sekitar Ili Lewotolok juga diminta mewaspadai ancaman lahar saat musim hujan serta menyiapkan masker untuk menghindari gangguan pernapasan saat Ili Lewotolok menghamburkan abu vulkanik.
Baca juga: Wings Air batal terbang ke Lembata, dampak Erupsi gunung Ile Lewotolok
Baca juga: 27 kali letusan terjadi di Gunung Ili Lewotolok