Kupang (ANTARA) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Kristen (Unkris) Kupang Nusa Tenggara Timur Fritz Fanggidae menilai langkah Pemerintah Provinsi NTT dan Pemkab Manggarai Barat menutup izin pembangunan hotel bintang 4 ke atas memberikan kesempatan kepada pengusaha lokal untuk mengembangkan usaha perhotelannya.
"Saya rasa ini bentuk afirmasi. Dan tentunya ini memberikan kesempatan kepada masyarakat atau pengusaha lokal untuk bisa mengembangkan usaha perhotelan mereka," katanya kepada ANTARA di Kupang, Jumat, (15/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan rencana pemerintah NTT dan Pemkab Manggarai Barat yang memiliki kesepakatan rencana penutupan pembangunan hotel bintang empat dan lima di Kabupaten itu yang akan diawali pada Oktober 2022, saat dimulainya KTT G20.
"Ya masyarakat atau pengusaha lokal bisa terlibat dalam hal mulai pembangunan rumah-rumah penginapan yang sederhana dan nyaman untuk memberikan peningkatan ekonomi," tambah dia.
Baca juga: Izin pembangunan hotel bintang empat-lima di Labuan Bajo akan ditutup pada 2022
Ia pun menyadari bahwa kini memang pembangunan perhotelan di Labuan Bajo sangat tinggi, penutupan izin pembangunan hotel bintang empat dan lima untuk melindungi "supply dan demand" perkembangan Labuan Bajo, sehingga terjadi pariwisata berkualitas dan beriklim sehat.
Baca juga: Retribusi hotel dan restoran di Labuan Bajo dibebaskan karena fenomena virus corona
Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh ANTARA dari Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) per 17 September 2021 jumlah hotel bintang 4 di Labuan Bajo ada tiga unit, hotel bintang 5 sebanyak dua unit, sementara hotel bintang 3 ada empat unit dan privat resort ada dua unit.
Sementara izin pembangunan bagi hotel bintang empat keatas, pembangunan hotel bintang tiga kebawah tetap ada ijinnnya namun dikelolah oleh Commuitas Basis Tourism (CBT) atau pengusaha lokal.
"Saya rasa ini bentuk afirmasi. Dan tentunya ini memberikan kesempatan kepada masyarakat atau pengusaha lokal untuk bisa mengembangkan usaha perhotelan mereka," katanya kepada ANTARA di Kupang, Jumat, (15/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan rencana pemerintah NTT dan Pemkab Manggarai Barat yang memiliki kesepakatan rencana penutupan pembangunan hotel bintang empat dan lima di Kabupaten itu yang akan diawali pada Oktober 2022, saat dimulainya KTT G20.
"Ya masyarakat atau pengusaha lokal bisa terlibat dalam hal mulai pembangunan rumah-rumah penginapan yang sederhana dan nyaman untuk memberikan peningkatan ekonomi," tambah dia.
Baca juga: Izin pembangunan hotel bintang empat-lima di Labuan Bajo akan ditutup pada 2022
Ia pun menyadari bahwa kini memang pembangunan perhotelan di Labuan Bajo sangat tinggi, penutupan izin pembangunan hotel bintang empat dan lima untuk melindungi "supply dan demand" perkembangan Labuan Bajo, sehingga terjadi pariwisata berkualitas dan beriklim sehat.
Baca juga: Retribusi hotel dan restoran di Labuan Bajo dibebaskan karena fenomena virus corona
Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh ANTARA dari Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) per 17 September 2021 jumlah hotel bintang 4 di Labuan Bajo ada tiga unit, hotel bintang 5 sebanyak dua unit, sementara hotel bintang 3 ada empat unit dan privat resort ada dua unit.
Sementara izin pembangunan bagi hotel bintang empat keatas, pembangunan hotel bintang tiga kebawah tetap ada ijinnnya namun dikelolah oleh Commuitas Basis Tourism (CBT) atau pengusaha lokal.