Tokyo (ANTARA) - Harga minyak turun di sesi perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah data industri menunjukkan stok minyak mentah naik lebih tinggi dari yang diperkirakan dan persediaan bahan bakar secara tak terduga meningkat pekan lalu di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 25 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 86,15 dolar AS per barel setelah ditutup pada level tertinggi dalam tujuh tahun pada Selasa (26/10/2021).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) tergerus 26 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan pada 84,39 dolar AS per barel setelah naik 1,1 persen di sesi sebelumnya.
Persediaan minyak mentah naik 2,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Oktober, sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API) mengatakan Selasa (26/10/2021) malam. Itu lebih tinggi dari ekspektasi untuk kenaikan 1,9 juta barel.
Persediaan bensin naik 500.000 barel dan stok sulingan meningkat 1 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan keduanya turun.
Dengan Brent naik delapan minggu terakhir dan WTI naik selama 10 minggu terakhir, harga mulai terlihat overbought, kata para analis.
"Kecuali lebih banyak berita bullish, yang mungkin mengingat apa yang kita lihat kemarin, kita bisa melihat beberapa aksi ambil untung di Brent dan WTI yang akan sehat untuk pasar," kata Analis Pasar Senior OANDA, Craig Erlam.
Baca juga: Minyak naik dekati tertinggi baru-baru ini
Baca juga: Minyak naik ke tertinggi tiga tahun
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 25 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 86,15 dolar AS per barel setelah ditutup pada level tertinggi dalam tujuh tahun pada Selasa (26/10/2021).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) tergerus 26 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan pada 84,39 dolar AS per barel setelah naik 1,1 persen di sesi sebelumnya.
Persediaan minyak mentah naik 2,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Oktober, sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API) mengatakan Selasa (26/10/2021) malam. Itu lebih tinggi dari ekspektasi untuk kenaikan 1,9 juta barel.
Persediaan bensin naik 500.000 barel dan stok sulingan meningkat 1 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan keduanya turun.
Dengan Brent naik delapan minggu terakhir dan WTI naik selama 10 minggu terakhir, harga mulai terlihat overbought, kata para analis.
"Kecuali lebih banyak berita bullish, yang mungkin mengingat apa yang kita lihat kemarin, kita bisa melihat beberapa aksi ambil untung di Brent dan WTI yang akan sehat untuk pasar," kata Analis Pasar Senior OANDA, Craig Erlam.
Baca juga: Minyak naik dekati tertinggi baru-baru ini
Baca juga: Minyak naik ke tertinggi tiga tahun