Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengapresiasi dukungan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk melakukan mitigasi bencana di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Dukungan BMKG tersebut telah ditunjukkan melalui kunjungan langsung Kepala BMKG Dwikorita Karnawati beserta jajaran ke Kupang pada Jumat (19/11), kata Gubernur dalam siaran pers Biro Humas Setda NTT yang diterima di Kupang, Sabtu, (20/11).
"Kami sangat berterima kasih ibu Kepala BMKG telah hadir langsung dan memberikan data–data yang cukup lengkap terkait kondisi cuaca dan potensi bencana sehingga selanjutnya kami segera rapat koordinasi dengan semua kepala daerah se-NTT," katanya.
Ia mengatakan salah satu kondisi cuaca ekstrem La Nina yang melanda NTT berupa hujan dengan intensitas tinggi pada November 2021 hingga Februari 2022.
Kondisi ini dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di NTT seperti tanah longsor, banjir, dan sebagainya.
"Oleh sebab itu mitigasi dan tata kelola bencana harus kita siapkan secara baik untuk mengurangi resiko bencana," katanya.
Gubernur Laiskodat mengatakan dengan data yang lengkap dari BMKG maka pemerintah provinsi tinggal menindaklanjuti dengan segera berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota.
Pihaknya telah mengundang seluruh bupati dan wali kota untuk melakukan rapat koordinasi terbatas pada 30 November mendatang.
"Jadi kita segera melakukan berbagai persiapan menghadapi ancaman bencana agar dampak bencana seperti badai Seroja pada April lalu dapat diminamisir," katanya.
Baca juga: BMKG imbau warga waspada hujan kategori 4 di enam daerah di NTT
Baca juga: BMKG sebut delapan kecamatan di Manggarai Barat hadapi risiko banjir
Dukungan BMKG tersebut telah ditunjukkan melalui kunjungan langsung Kepala BMKG Dwikorita Karnawati beserta jajaran ke Kupang pada Jumat (19/11), kata Gubernur dalam siaran pers Biro Humas Setda NTT yang diterima di Kupang, Sabtu, (20/11).
"Kami sangat berterima kasih ibu Kepala BMKG telah hadir langsung dan memberikan data–data yang cukup lengkap terkait kondisi cuaca dan potensi bencana sehingga selanjutnya kami segera rapat koordinasi dengan semua kepala daerah se-NTT," katanya.
Ia mengatakan salah satu kondisi cuaca ekstrem La Nina yang melanda NTT berupa hujan dengan intensitas tinggi pada November 2021 hingga Februari 2022.
Kondisi ini dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di NTT seperti tanah longsor, banjir, dan sebagainya.
"Oleh sebab itu mitigasi dan tata kelola bencana harus kita siapkan secara baik untuk mengurangi resiko bencana," katanya.
Gubernur Laiskodat mengatakan dengan data yang lengkap dari BMKG maka pemerintah provinsi tinggal menindaklanjuti dengan segera berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota.
Pihaknya telah mengundang seluruh bupati dan wali kota untuk melakukan rapat koordinasi terbatas pada 30 November mendatang.
"Jadi kita segera melakukan berbagai persiapan menghadapi ancaman bencana agar dampak bencana seperti badai Seroja pada April lalu dapat diminamisir," katanya.
Baca juga: BMKG imbau warga waspada hujan kategori 4 di enam daerah di NTT
Baca juga: BMKG sebut delapan kecamatan di Manggarai Barat hadapi risiko banjir