Kupang (ANTARA) - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan EKosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno menyebutkan ada lima basis yang hendaknya dipegang dalam upaya konservasi di Indonesia.
"Kelima basis tersebut adalah basis regulasi, pengalaman, bukti, sains dan kehati-hatian," katanya, di sela-sela puncak peringantan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021 di Pantai Lasiana, Kota Kupang, Rabu, (24/11).
Dengan berbasis bukti, upaya-upaya yang telah dilakukan tak akan bisa disangkal karena terukur dan ada faktanya, bukan mengawang-awang.
“Selain berbasis bukti, upaya konservasi juga harus berbasis pengalaman agar upaya yang telah ditempuh dapat menjadi inspirasi dan dapat direplikasi orang lain," ujar dia.
Hal yang juga harus menjadi basis konservasi, lanjut dia, adalah sains yang tepat. Dengan sains, upaya pemulihan akan berjalan tepat sasaran karena hal-hal penting menjadi teridentifikasi dengan baik, seperti lokasi tanam yang tepat, usia tanam, waktu penanaman, kualitas bibit dan titik koordinat penanaman secara tepat.
Selain mengunjungi stan-stan peserta peringatan HKAN 2021, Wiratno dalam kesempatan tersebut juga hadir dalam acara bedah dua buku yang ditulis oleh Wiratno dan Tim Ditjen KSDAE KLHK berjudul “Menuju Digital Society” serta satu buku lainnya berjudul “Senandung Merdu Punggawa Taman”.
Peringatan HKAN 2021 diselenggarakan di Pantai Lasiana, Kupang, digabung dengan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa, pada 22-24 November 2021.
Kegiatan itu diisi dengan beragam acara, di antaranya atraksi seni dan budaya, jamboree konservasi alam, eksebisi konservasi alam dan budaya, kompetisi foto serta video dan lain sebagainya.
Ia juga menilai bahwa pelaksanaan HKAN 2021 di Kota Kupang merupakan satu-satunya peringatan HKAN yang dilakukan di pantai yang masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Teluk Kupang.
Pelaksanaan HKAN yang berlangsung sejak Senin (22/11) hingga Rabu (24/11) ini juga mampu memberikan pemasukan bagi para pelaku UKM di Kota Kupang.
Baca juga: KLHK sebut ribuan desa berbatasan dengan kawasan konservasi alam
Baca juga: HKAN 2021 momentum perkenalkan potensi daerah untuk tingkatkan ekonomi
"Kelima basis tersebut adalah basis regulasi, pengalaman, bukti, sains dan kehati-hatian," katanya, di sela-sela puncak peringantan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021 di Pantai Lasiana, Kota Kupang, Rabu, (24/11).
Dengan berbasis bukti, upaya-upaya yang telah dilakukan tak akan bisa disangkal karena terukur dan ada faktanya, bukan mengawang-awang.
“Selain berbasis bukti, upaya konservasi juga harus berbasis pengalaman agar upaya yang telah ditempuh dapat menjadi inspirasi dan dapat direplikasi orang lain," ujar dia.
Hal yang juga harus menjadi basis konservasi, lanjut dia, adalah sains yang tepat. Dengan sains, upaya pemulihan akan berjalan tepat sasaran karena hal-hal penting menjadi teridentifikasi dengan baik, seperti lokasi tanam yang tepat, usia tanam, waktu penanaman, kualitas bibit dan titik koordinat penanaman secara tepat.
Selain mengunjungi stan-stan peserta peringatan HKAN 2021, Wiratno dalam kesempatan tersebut juga hadir dalam acara bedah dua buku yang ditulis oleh Wiratno dan Tim Ditjen KSDAE KLHK berjudul “Menuju Digital Society” serta satu buku lainnya berjudul “Senandung Merdu Punggawa Taman”.
Peringatan HKAN 2021 diselenggarakan di Pantai Lasiana, Kupang, digabung dengan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa, pada 22-24 November 2021.
Kegiatan itu diisi dengan beragam acara, di antaranya atraksi seni dan budaya, jamboree konservasi alam, eksebisi konservasi alam dan budaya, kompetisi foto serta video dan lain sebagainya.
Ia juga menilai bahwa pelaksanaan HKAN 2021 di Kota Kupang merupakan satu-satunya peringatan HKAN yang dilakukan di pantai yang masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Teluk Kupang.
Pelaksanaan HKAN yang berlangsung sejak Senin (22/11) hingga Rabu (24/11) ini juga mampu memberikan pemasukan bagi para pelaku UKM di Kota Kupang.
Baca juga: KLHK sebut ribuan desa berbatasan dengan kawasan konservasi alam
Baca juga: HKAN 2021 momentum perkenalkan potensi daerah untuk tingkatkan ekonomi