Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengimbau nelayan tidak melaut di sekitar Gunung Ile Werung untuk menghindari bencana akibat erupsi gunung berapi bawah laut itu.
"Para nelayan di pesisir Lembata kami imbau sementara ini jangan melaut di sekitar Gunung Ile Werung yang saat ini berstatus waspada erupsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata Sipri Meru ketika dihubungi di Kupang, Jumat, (3/12).
Ia mengatakan status gunung api bawah laut Ile Werung di Kecamatan Atadei saat ini sudah naik dari awas menjadi waspada sehingga langkah mitigasi perlu dilakukan masyarakat.
Sipri Meru menyebutkan masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Werung seperti Desa Wulir perlu meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari bencana erupsi.
"Para nelayan di Desa Dulir juga dari desa-desa pesisir lainnya di Lembata kami minta agar tidak melaut di sekitar gunung demi keselamatan," katanya.
Ia mengatakan masyarakat di sekitar gunung berapi tersebut saat ini belum dievakuasi, namun pihaknya akan terus memantau kondisi di lapangan.
"Kalau memang ke depan tingkat aktivitas gunung meningkat maka evakuasi warga bisa dilakukan," katanya.
Sebelumnya diberitakan Pusat Vulkanologi Mitigasi, Bencana dan Geologi (PVBMG) melaporkan bahwa telah terjadi erupsi dan bualan gunung api bawah laut Ile Werung.
"Kejadian ini telah mengakibatkan naiknya muka air laut," kata Petugas pos pemantau gunung Api Ile Werung Wilson Wuri Wutun saat dihubungi di Kupang.
Baca juga: Pos pantau: Selama sepekan terjadi 179 kali letusan di puncak Ile Lewotolok
Ia menjelaskan bahwa sesuai dengan laporan warga, muka air laut sempat naik pada Minggu (28/11) malam dan pada Senin (29/11) dengan ketinggian air laut kurang dari satu meter dan jarak jangkauan ke darat (inundasi) sekitar 30 meter.
"Kami (Stasiun Pemantauan Gunung Api Ile Werung, red) merekam kejadian erupsi ini mulai Minggu (28/11) yang dimulai sejak pukul 21.35 Wita dan berlangsung selama satu jam," ujar dia.
Baca juga: Status Gunung Ile Werung naik menjadi waspada
Pada Senin (29/11) mulai pukul 05.17 Wita aktivitas letusan dan embusan kembali terekam. Hingga saat ini aktivitas erupsi masih berlangsung namun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
"Para nelayan di pesisir Lembata kami imbau sementara ini jangan melaut di sekitar Gunung Ile Werung yang saat ini berstatus waspada erupsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata Sipri Meru ketika dihubungi di Kupang, Jumat, (3/12).
Ia mengatakan status gunung api bawah laut Ile Werung di Kecamatan Atadei saat ini sudah naik dari awas menjadi waspada sehingga langkah mitigasi perlu dilakukan masyarakat.
Sipri Meru menyebutkan masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Werung seperti Desa Wulir perlu meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari bencana erupsi.
"Para nelayan di Desa Dulir juga dari desa-desa pesisir lainnya di Lembata kami minta agar tidak melaut di sekitar gunung demi keselamatan," katanya.
Ia mengatakan masyarakat di sekitar gunung berapi tersebut saat ini belum dievakuasi, namun pihaknya akan terus memantau kondisi di lapangan.
"Kalau memang ke depan tingkat aktivitas gunung meningkat maka evakuasi warga bisa dilakukan," katanya.
Sebelumnya diberitakan Pusat Vulkanologi Mitigasi, Bencana dan Geologi (PVBMG) melaporkan bahwa telah terjadi erupsi dan bualan gunung api bawah laut Ile Werung.
"Kejadian ini telah mengakibatkan naiknya muka air laut," kata Petugas pos pemantau gunung Api Ile Werung Wilson Wuri Wutun saat dihubungi di Kupang.
Baca juga: Pos pantau: Selama sepekan terjadi 179 kali letusan di puncak Ile Lewotolok
Ia menjelaskan bahwa sesuai dengan laporan warga, muka air laut sempat naik pada Minggu (28/11) malam dan pada Senin (29/11) dengan ketinggian air laut kurang dari satu meter dan jarak jangkauan ke darat (inundasi) sekitar 30 meter.
"Kami (Stasiun Pemantauan Gunung Api Ile Werung, red) merekam kejadian erupsi ini mulai Minggu (28/11) yang dimulai sejak pukul 21.35 Wita dan berlangsung selama satu jam," ujar dia.
Baca juga: Status Gunung Ile Werung naik menjadi waspada
Pada Senin (29/11) mulai pukul 05.17 Wita aktivitas letusan dan embusan kembali terekam. Hingga saat ini aktivitas erupsi masih berlangsung namun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.