Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalirkan listrik bagi sembilan desa di tersebar wilayah pelosok Pulau Alor, Kabupaten Alor, sepanjang 2021.
Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kupang R. Cahyo Gunadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa menyebutkan ke-sembilan desa itu yakni Kelaisi Barat, Malaipea, Lella, Tamanapui, Welai Selatan, Tominiku, Fuisama, Langkuru, Kafelulang.
"Dengan masuknya listrik PLN ke desa-desa ini maka harapan masyarakat di wilayah pelosok daerah untuk menikmati listrik yang memadai akhirnya bisa terwujud," katanya.
Ia menjelaskan untuk mengalirkan listrik bagi sembilan desa itu, PLN menancapkan sebanyak 2.445 batang tiang listrik setinggi 12 meter untuk jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah.
Chayo Gunadi mengatakan pembangunan listrik desa di Alor memang cukup menantang karena letak desa di wilayah pelosok dengan kondisi geografis yang cukup sulit dilalui.
Bahkan ada desa di pelosok yang berjarak 71 kilometer dari ibu kota kabupaten di Kalabahi dan untuk sampai ke sana harus melewati medan berbukit, jurang yang curam serta harus menyeberangi beberapa anak sungai.
Untuk mengangkut semua tiang listrik, kata dia PLN membutuhkan waktu hingga sekitar 2 bulan dan untuk bisa memasang semua perlengkapan memakan waktu sekitar 8 bulan.
"Pada kondisi jalan yang rusak parah tidak bisa dilalui truk, maka tiang diangkur satu per satu menggunakan kendaraan mobil berjenis panser," katanya.
Cahyo Gunadi mengaku bersyukur karena dengan bekerja secara bahu-membahu akhirnya semua tiang bisa tertancap menggunakan alat crane maupun tenaga manusia sehingga masyarakat desa bisa menikmati listrik.
Ia berharap kehadiran listrik ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung berbagai kegiatan pembangunan di desa-desa termasuk mendorong pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat.
Baca juga: Kolaborasi PLN-Mall Gaia bangun SPKLU di Kalimantan Barat
Sementara itu, Kepala Desa Kafelulang Simon Parmenas Lagabui mengapresiasi kerja keras PLN hingga akhirnya kebutuhan listrik yang sudah sekian lama dirindukan masyarakat desa di pelosok bisa terjawab.
Baca juga: Aplikasi PLN Mobile punya layanan catat meter sendiri
"Kami bersyukur karena dengan proses pembangunan yang menghadapi tantangan yang sulit namun akhirnya listrik PLN bisa hadir di desa kami pada akhir 2021," katanya.
Simon berharap dengan hadirnya listrik PLN, masyarakat desa bisa lebih produktif dalam berbagai sektor pembangunan agar desa bisa maju dan berkembang.
Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kupang R. Cahyo Gunadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa menyebutkan ke-sembilan desa itu yakni Kelaisi Barat, Malaipea, Lella, Tamanapui, Welai Selatan, Tominiku, Fuisama, Langkuru, Kafelulang.
"Dengan masuknya listrik PLN ke desa-desa ini maka harapan masyarakat di wilayah pelosok daerah untuk menikmati listrik yang memadai akhirnya bisa terwujud," katanya.
Ia menjelaskan untuk mengalirkan listrik bagi sembilan desa itu, PLN menancapkan sebanyak 2.445 batang tiang listrik setinggi 12 meter untuk jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah.
Chayo Gunadi mengatakan pembangunan listrik desa di Alor memang cukup menantang karena letak desa di wilayah pelosok dengan kondisi geografis yang cukup sulit dilalui.
Bahkan ada desa di pelosok yang berjarak 71 kilometer dari ibu kota kabupaten di Kalabahi dan untuk sampai ke sana harus melewati medan berbukit, jurang yang curam serta harus menyeberangi beberapa anak sungai.
Untuk mengangkut semua tiang listrik, kata dia PLN membutuhkan waktu hingga sekitar 2 bulan dan untuk bisa memasang semua perlengkapan memakan waktu sekitar 8 bulan.
"Pada kondisi jalan yang rusak parah tidak bisa dilalui truk, maka tiang diangkur satu per satu menggunakan kendaraan mobil berjenis panser," katanya.
Cahyo Gunadi mengaku bersyukur karena dengan bekerja secara bahu-membahu akhirnya semua tiang bisa tertancap menggunakan alat crane maupun tenaga manusia sehingga masyarakat desa bisa menikmati listrik.
Ia berharap kehadiran listrik ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung berbagai kegiatan pembangunan di desa-desa termasuk mendorong pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat.
Baca juga: Kolaborasi PLN-Mall Gaia bangun SPKLU di Kalimantan Barat
Sementara itu, Kepala Desa Kafelulang Simon Parmenas Lagabui mengapresiasi kerja keras PLN hingga akhirnya kebutuhan listrik yang sudah sekian lama dirindukan masyarakat desa di pelosok bisa terjawab.
Baca juga: Aplikasi PLN Mobile punya layanan catat meter sendiri
"Kami bersyukur karena dengan proses pembangunan yang menghadapi tantangan yang sulit namun akhirnya listrik PLN bisa hadir di desa kami pada akhir 2021," katanya.
Simon berharap dengan hadirnya listrik PLN, masyarakat desa bisa lebih produktif dalam berbagai sektor pembangunan agar desa bisa maju dan berkembang.