Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Raja Erizman mengatakan lima TPS di tiga kabupaten di provinsi berbasis kepulauan itu terpaksa mengulang pencoblosan Pilgub dan Pilbup karena ada beberapa masalah yang dihadapi.
"Kami terima laporan bahwa ada tiga kabupaten terpaksa mengulang kembali proses pencoblosan, baik itu untuk Pilgub dan Pilbup," katanya kepada wartawan di Kupang, Kamis (28/6).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kondisi keamanan di NTT pascaproses pemilihan gubernur-wakil gubernur, pemilihan bupati dan wakil bupati di provinsi berbasis kepulauan itu.
Ia mengatakan tiga kabupaten itu adalah kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) di tiga tempat pemungutan suara (TPS), kabupaten Alor satu TPS dan kabupaten Belu satu TPS.
Untuk di Sumba Barat Daya (SBD), lanjutnya, karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang mencoblos semua kertas suara karena pemilih secara aklamasi mendukung salah satu pasangan calon. Kemudian juga ada saksi yang mencoblos semua kertas suara lau menyerahkan kepada KPPS untuk memasukan ke dalam kotak suara.
Baca juga: Indo Survei: Viktory-Joss unggul di Pilgub NTT
Kapolda NTT Irjen Pol Raja Erizman (kiri) didampingi Wakapolda NTT Brigjen Pol Victor Manopo memberikan keterangan pers terkait kondisi keamanan pascapilkada serentak 2018 di Kupang, Kamis (28/6). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha).
Sementara untuk di Kabupaten Alor, Panwas Kecamatan Pantar Barat Laut mengeluarkan rekomendasi kepada KPPS 001 Desa Lamma untuk melaksanakan pemungutan suara ulang karena pada "H-1" pencoblosan, saat logistik tiba di TPS, KPPS bersama Panwas membuka kotak suara dan ada saksi yang keberatan dengan hal tersebut.
Kemudian untuk Kabupaten Belu, ada penolakan dari warga di salah satu TPS di Kelurahan Atambua Barat yang menolak ada tiga pemilih dari kabupaten berbeda yang mencoblos di kabupaten itu. "Jadi total semuanya ada lima TPS yang belum melakukan pencoblosan. Dari total 9.672 TPS yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU)," tambahnya.
Jenderal berbintang dua tersebut mengatakan hingga saat ini belum ada informasi dari KPU tentang jadwal pencoblosan ulang. Oleh karena itu pihaknya masih terus berkoordinasi terkait jadwal pencoblosan ulang tersebut.
"Kita berharap agar secepatnya proses pencoblosan dilakukan. Sebab pihak kepolisian sendiri akan terus mengawal proses pencoblosan itu," kata mantan Kadivkum Mabes Polri itu dan menambahkan bahwa secara keseluruhan kondisi keamanan di provinsi NTT setelah Pilgub dan Pilbup berjalan dengan aman dan damai.
"Sampai hari ini proses Pilkada serentak di NTT berjalan dengan aman. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu mengamankan jalannya pesta demokrasi di NTT ini," demikian Irjen Pol Raja Erizman.
Baca juga: Esthon Ajak Masyarakat Jaga Keamanan Pilgub NTT
Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023 Viktor Bungtilu Laiskodat-Josep Nae Soi (Viktor-Joss) untuk sementara unggul dalam Pilgub NTT yang berlangsung, Rabu (27/6).
"Kami terima laporan bahwa ada tiga kabupaten terpaksa mengulang kembali proses pencoblosan, baik itu untuk Pilgub dan Pilbup," katanya kepada wartawan di Kupang, Kamis (28/6).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kondisi keamanan di NTT pascaproses pemilihan gubernur-wakil gubernur, pemilihan bupati dan wakil bupati di provinsi berbasis kepulauan itu.
Ia mengatakan tiga kabupaten itu adalah kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) di tiga tempat pemungutan suara (TPS), kabupaten Alor satu TPS dan kabupaten Belu satu TPS.
Untuk di Sumba Barat Daya (SBD), lanjutnya, karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang mencoblos semua kertas suara karena pemilih secara aklamasi mendukung salah satu pasangan calon. Kemudian juga ada saksi yang mencoblos semua kertas suara lau menyerahkan kepada KPPS untuk memasukan ke dalam kotak suara.
Baca juga: Indo Survei: Viktory-Joss unggul di Pilgub NTT
Kemudian untuk Kabupaten Belu, ada penolakan dari warga di salah satu TPS di Kelurahan Atambua Barat yang menolak ada tiga pemilih dari kabupaten berbeda yang mencoblos di kabupaten itu. "Jadi total semuanya ada lima TPS yang belum melakukan pencoblosan. Dari total 9.672 TPS yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU)," tambahnya.
Jenderal berbintang dua tersebut mengatakan hingga saat ini belum ada informasi dari KPU tentang jadwal pencoblosan ulang. Oleh karena itu pihaknya masih terus berkoordinasi terkait jadwal pencoblosan ulang tersebut.
"Kita berharap agar secepatnya proses pencoblosan dilakukan. Sebab pihak kepolisian sendiri akan terus mengawal proses pencoblosan itu," kata mantan Kadivkum Mabes Polri itu dan menambahkan bahwa secara keseluruhan kondisi keamanan di provinsi NTT setelah Pilgub dan Pilbup berjalan dengan aman dan damai.
"Sampai hari ini proses Pilkada serentak di NTT berjalan dengan aman. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu mengamankan jalannya pesta demokrasi di NTT ini," demikian Irjen Pol Raja Erizman.
Baca juga: Esthon Ajak Masyarakat Jaga Keamanan Pilgub NTT