Kupang (ANTARA) - Sejumlah lapak penjual ikan di sejumlah pasar tradisional di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur terpaksa tutup akibat tak adanya pasokan ikan dari sejumlah nelayan di ibu kota provinsi berbasis kepulauan itu.

"Pasokan ikan berkurang semenjak cuaca buruk melanda daerah ini. Akhirya kami tutup sementara lapak kami," kata Nikodemus seorang penjual ikan di pasar ikan di Pasar Kasih Kota Kupang, Minggu.

Pantauan ANTARA beberapa lapak ikan masih buka dengan menjual ikan-ikan segar tetapi yang lainnya tutup karena tak dapat pasokan ikan.

Namun walaupun buka harga ikan justru melonjak karena minimnya pasokan ikan dari para nelayan yang biasa melaut di perairan NTT.

Ikan kerapu misalnya dari semula yang ukuran sedang hanya Rp50 ribu per ekor, kini harganya mencapai Rp100 ribu per ekor.

"Dari nelayan juga harganya naik sehingga kami juga naikan harga jualnya," tambah dia.

Sementara itu harga jual ikan di sepanjang jalan Namosain, Kota Kupang yang merupakan salah satu daerah kampung nelayan alami kenaikan harga.

"Pasokan ikan kurang. Sulit sekarang cari ikan jadi memang harganya naik," ujar Astuti Langga.

Baca juga: TNI AL tangkap tiga kapal ikan berbendera Vietnam di Natuna
Baca juga: HNSI minta kapal gunakan trawl tak beroperasi lagi di NTT

Ia mengatakan bahwa ikan tongkol yang dijualnya juga untuk ukuran sedang kini mencapai Rp70 ribu, dari sebelumnya hanya dijual dengan harga Rp50 ribu per ekor.

Sementara itu untuk ikan-ikan kombong kata Astuti terpaksa di jual dengan mengurangi jumlah yang dijual.

"Biasanya kalau ikan kombong, 12 ekor harganya mencapai Rp50 ribu. Tetapi kini dikurangi menjadi sembilan ekor saja.

Sebelumnya Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi mengimbau warga waspada karena angin kencang diprakirakan menerjang NTT.

"Potensi angin kencang dipicu tekanan rendah yang terpantau di Australia Barat bagian utara atau di selatan NTT," katanya.

Selain memicu datangnya angin dengan kecepatan lebih dari 25 knot di wilayah NTT, ia mengatakan, tekanan rendah di Australia Barat bagian utara meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan serta gelombang tinggi.





 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2024