Kupang (AntaraNews NTT) - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans mengaku kecewa karena dua stan promosi pariwisata NTT pada kegiatan Bali Beyond Travel Fair (BBTF) tidak terisi.
"Sangat disayangkan dua lapak (booth) promosi pariwisata NTT masih-masing dari Kabupaten Manggarai Barat dan Sumba Barat dibiarkan kosong dalam kegiatan pariwisata sebesar BBTF di Bali," katanya di Kupang, Senin (2/7).
Menurutnya, stan promosi pariwisata di acara BBTF yang digelar 26-30 Juni merupakan peluang penting untuk berjumpa dan bernegosiasi dengan banyak pelaku pariwisata dari dalam dan luar negeri.
Banyak daerah, lanjutnya, menginginkan bisa mendapatkan tempat dalam kegiatan pariwisata besar di Bali yang menghadirkan banyak wisatawan domestik maupun mancanegara serta berbagai pelaku usaha pariwisata.
Namun, pemerintah dari Kabupaten Manggarai Barat dan Sumba Barat yang juga memiliki berbagai destinasi wisata unggul tidak memanfaatkannya.
Baca juga: ASITA minta destinasi nominasi API benahi infrastruktur
"Di sisi lain tentu biaya sewanya sudah pasti mahal sehingga sayang sekali tidak dimanfaatkan. Lebih dari itu kita kehilangan kesempatan untuk promosi pariwisata kita," katanya.
Menurutnya, jika alasan pemerintah daerah bahwa tidak ada yang mengisi lapak, maka sebenarnya dapat dikoordinasikan dengan pihak Asita untuk memberdayakan pelaku usaha di Labuan Bajo, Manggarai Barat atau di Sumba untuk mengisinya.
"Saya sendiri sampai harus sewa meja untuk bisa ikut serta. Itu pun `sharing` dengan teman-teman dari Plataran Resort karena memang sudah penuh di-`booking` untuk meja maupun lapak," kata pemilik perusahaan perjalanan wisata Flobamor Tour itu.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah dari berbagai daerah di NTT turut serta dalam kegiatan pariwisata besar seperti BBTF agar ke depan bisa berkoordinasi dengan Asita sebagai bagian dari pelaku usaha pariwisata.
"Sehingga kami bisa bantu mengisi lapaknya. Pariwisata kita rugi kesempatan untuk promosi kalau tidak mengisi seperti BBTF ini, mengingat jumlah `buyer` dari luar yang begitu banyak," kata Abed.
Baca juga: ASITA bangga banyak destinasi wisata di NTT semakin populer
"Sangat disayangkan dua lapak (booth) promosi pariwisata NTT masih-masing dari Kabupaten Manggarai Barat dan Sumba Barat dibiarkan kosong dalam kegiatan pariwisata sebesar BBTF di Bali," katanya di Kupang, Senin (2/7).
Menurutnya, stan promosi pariwisata di acara BBTF yang digelar 26-30 Juni merupakan peluang penting untuk berjumpa dan bernegosiasi dengan banyak pelaku pariwisata dari dalam dan luar negeri.
Banyak daerah, lanjutnya, menginginkan bisa mendapatkan tempat dalam kegiatan pariwisata besar di Bali yang menghadirkan banyak wisatawan domestik maupun mancanegara serta berbagai pelaku usaha pariwisata.
Namun, pemerintah dari Kabupaten Manggarai Barat dan Sumba Barat yang juga memiliki berbagai destinasi wisata unggul tidak memanfaatkannya.
Baca juga: ASITA minta destinasi nominasi API benahi infrastruktur
"Di sisi lain tentu biaya sewanya sudah pasti mahal sehingga sayang sekali tidak dimanfaatkan. Lebih dari itu kita kehilangan kesempatan untuk promosi pariwisata kita," katanya.
Menurutnya, jika alasan pemerintah daerah bahwa tidak ada yang mengisi lapak, maka sebenarnya dapat dikoordinasikan dengan pihak Asita untuk memberdayakan pelaku usaha di Labuan Bajo, Manggarai Barat atau di Sumba untuk mengisinya.
"Saya sendiri sampai harus sewa meja untuk bisa ikut serta. Itu pun `sharing` dengan teman-teman dari Plataran Resort karena memang sudah penuh di-`booking` untuk meja maupun lapak," kata pemilik perusahaan perjalanan wisata Flobamor Tour itu.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah dari berbagai daerah di NTT turut serta dalam kegiatan pariwisata besar seperti BBTF agar ke depan bisa berkoordinasi dengan Asita sebagai bagian dari pelaku usaha pariwisata.
"Sehingga kami bisa bantu mengisi lapaknya. Pariwisata kita rugi kesempatan untuk promosi kalau tidak mengisi seperti BBTF ini, mengingat jumlah `buyer` dari luar yang begitu banyak," kata Abed.
Baca juga: ASITA bangga banyak destinasi wisata di NTT semakin populer