Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur Maritje Pattiwaellapia mengatakan indeks harga konsumen (IHK) untuk pangan di provinsi setempat selama Ramadhan 2018 terkendali dengan baik.
"Harga pangan atau bahan makanan selama Ramadhan terkendali dengan baik dengan indeks harga konsumen mengalami deflasi sebesar 0,18 persen," kata Maritje Pattiwaellapia di Kupang, Senin (2/7).
Menurutnya, harga bahan makanan selama Ramadhan membaik dibandingkan kondisi sebelumnya untuk kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 1,60 persen.
"Meskipun pada Juni NTT mengalami inflasi sebesar 0,73 persen, namun kelompok bahan makanan punya andil yang bagus sebesar -0,04 persen," katanya dan menambahkan kelompok makanan yang mengalami inflasi pada Juni 2018 yakni pada makanan jadi seperti rokok, minuman bir, air kemasan, sirup dengan andil sebesar 0,21 persen.
Menurut Maritje, pengendalian harga bahan makanan ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang secara masif dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat.
Baca juga: NTT alami inflasi 0,73 persen
"Kita lihat ada pasar murah menghadapi menghadapi Lebaran, stok bahan makanan juga tersedia sehingga memang harga bahan makanan terkendali secara baik," katanya.
Maritje Pattiwaellapia mengatakan, namun secara keseluruhan kondisi indeks harga konsumen di provinsi setempat pada Juni 2018 mengalami inflasi sebesar 0,73 persen.
Penyumbang terbesar inflasi ini berasal dari kelompok pengeluaran transportasi yang mengalami inflasi 4,22 persen, dengan komponen utamanya tarif angkutan udara yang menyumbang inflasi sebesar 0,71 persen.
"Untuk angkutan udara memang belum bisa dikendalikan. Saat ini juga harga tiket belum turun secara drastis karena ada liburan seperti untuk sekolah belum selesai," katanya.
Baca juga: Tingkat pengangguran terbuka di NTT turun
"Harga pangan atau bahan makanan selama Ramadhan terkendali dengan baik dengan indeks harga konsumen mengalami deflasi sebesar 0,18 persen," kata Maritje Pattiwaellapia di Kupang, Senin (2/7).
Menurutnya, harga bahan makanan selama Ramadhan membaik dibandingkan kondisi sebelumnya untuk kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 1,60 persen.
"Meskipun pada Juni NTT mengalami inflasi sebesar 0,73 persen, namun kelompok bahan makanan punya andil yang bagus sebesar -0,04 persen," katanya dan menambahkan kelompok makanan yang mengalami inflasi pada Juni 2018 yakni pada makanan jadi seperti rokok, minuman bir, air kemasan, sirup dengan andil sebesar 0,21 persen.
Menurut Maritje, pengendalian harga bahan makanan ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang secara masif dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat.
Baca juga: NTT alami inflasi 0,73 persen
"Kita lihat ada pasar murah menghadapi menghadapi Lebaran, stok bahan makanan juga tersedia sehingga memang harga bahan makanan terkendali secara baik," katanya.
Maritje Pattiwaellapia mengatakan, namun secara keseluruhan kondisi indeks harga konsumen di provinsi setempat pada Juni 2018 mengalami inflasi sebesar 0,73 persen.
Penyumbang terbesar inflasi ini berasal dari kelompok pengeluaran transportasi yang mengalami inflasi 4,22 persen, dengan komponen utamanya tarif angkutan udara yang menyumbang inflasi sebesar 0,71 persen.
"Untuk angkutan udara memang belum bisa dikendalikan. Saat ini juga harga tiket belum turun secara drastis karena ada liburan seperti untuk sekolah belum selesai," katanya.
Baca juga: Tingkat pengangguran terbuka di NTT turun