Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengapresiasi usaha peternakan ayam petelur Lavinci Farm di Kabupaten Belu, Pulau Timor, yang dinilai mampu memasok kebutuhan telur untuk warga setempat.
"Terima kasih kepada Lavinci Farm, kami sangat mengapresiasi serta memberi rasa hormat atas langkah maju dengan sudah memasok telur bagi masyarakat NTT," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (24/1).
Hal itu disampaikan saat Gubernur NTT saat mengunjungi usaha peternakan ayam petelur Lavinsi Farm di Kabupaten Belu, Pulau Timor.
Ia mengatakan usaha peternakan ayam seperti yang dijalankan Lavinsi Farm dapat mengurangi impor telur dari luar NTT.
Viktor juga mengajak agar usaha tersebut turut mendukung pengembangan peternakan lokal, salah satunya dengan membuat pakan ternak sendiri.
Sejauh ini, kata dia NTT masih mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendatangkan pakan ternak dari Jawa dengan nilai setiap tahun mencapai Rp1,1 triliun. "Jangan kita terus beli pakan ternak dari luar NTT. Kita harus kembangkan industrinya di sini," katanya.
Viktor berharap Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dari pemerintahannya terus dilaksanakan dengan baik sehingga dapat menghasilkan juga pakan ternak. "Kita harapkan juga hasil pakan ternak dari TJPS dengan perhitungan 1 hektare untuk menghasilkan 7 ton juga dapat digunakan untuk perusahaan Lavinci Farm ini," katanya.
Sementara itu Manager Lavinci Farm Chintya Ivanna Joyo mengatakan pihaknya ingin mewujudkan pemenuhan kebutuhan telur segar bagi masyarakat melalui usaha peternakan ayam petelur itu.
Ia menjelaskan peternakan ayam tersebut awalnya dimulai dengan 4.000 ekor dan sudah berkembang hingga 21.000 ekor. "Dengan jumlah ini maka produksi telur dalam satu hari bisa mencapai 16.700 butir," jelasnya.
Ivanna menambahkan pihaknya berupaya agar ke depan mampu memproduksi pakan sendiri sehingga bisa menekan biaya produksi serta berharap dapat memenuhi kebutuhan di luar Kabupaten Belu maupun diekspor ke Timor Leste.
"Kami berharap Bapak Gubernur juga bisa membantu kami mendapatkan izin ekspor ke Timor Leste," katanya.
Baca juga: Pengembangan industri ternak ayam di NTT masih sulit
Baca juga: Satgas Pamtas RI-Timor Leste latih warga ternak ayam
"Terima kasih kepada Lavinci Farm, kami sangat mengapresiasi serta memberi rasa hormat atas langkah maju dengan sudah memasok telur bagi masyarakat NTT," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (24/1).
Hal itu disampaikan saat Gubernur NTT saat mengunjungi usaha peternakan ayam petelur Lavinsi Farm di Kabupaten Belu, Pulau Timor.
Ia mengatakan usaha peternakan ayam seperti yang dijalankan Lavinsi Farm dapat mengurangi impor telur dari luar NTT.
Viktor juga mengajak agar usaha tersebut turut mendukung pengembangan peternakan lokal, salah satunya dengan membuat pakan ternak sendiri.
Sejauh ini, kata dia NTT masih mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendatangkan pakan ternak dari Jawa dengan nilai setiap tahun mencapai Rp1,1 triliun. "Jangan kita terus beli pakan ternak dari luar NTT. Kita harus kembangkan industrinya di sini," katanya.
Viktor berharap Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dari pemerintahannya terus dilaksanakan dengan baik sehingga dapat menghasilkan juga pakan ternak. "Kita harapkan juga hasil pakan ternak dari TJPS dengan perhitungan 1 hektare untuk menghasilkan 7 ton juga dapat digunakan untuk perusahaan Lavinci Farm ini," katanya.
Sementara itu Manager Lavinci Farm Chintya Ivanna Joyo mengatakan pihaknya ingin mewujudkan pemenuhan kebutuhan telur segar bagi masyarakat melalui usaha peternakan ayam petelur itu.
Ia menjelaskan peternakan ayam tersebut awalnya dimulai dengan 4.000 ekor dan sudah berkembang hingga 21.000 ekor. "Dengan jumlah ini maka produksi telur dalam satu hari bisa mencapai 16.700 butir," jelasnya.
Ivanna menambahkan pihaknya berupaya agar ke depan mampu memproduksi pakan sendiri sehingga bisa menekan biaya produksi serta berharap dapat memenuhi kebutuhan di luar Kabupaten Belu maupun diekspor ke Timor Leste.
"Kami berharap Bapak Gubernur juga bisa membantu kami mendapatkan izin ekspor ke Timor Leste," katanya.
Baca juga: Pengembangan industri ternak ayam di NTT masih sulit
Baca juga: Satgas Pamtas RI-Timor Leste latih warga ternak ayam