Kupang (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gelombang laut dengan ketinggian mencapai hingga empat meter melanda wilayah perairan laut di selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Gelombang tinggi 2,5-4 meter terjadi di Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu dan selatan Kupang-Rote," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang Syaeful Hadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (25/1).
Ia mengatakan hal itu berkaitan perkembangan cuaca di wilayah perairan NTT dan sekitarnya.
Syaeful menjelaskan gelombang tinggi ini diperkirakan masih akan terjadi hingga 28 Januari 2022.
Kondisi gelombang tinggi ini, kata dia, perlu diwaspadai karena berisiko tinggi terhadap pelayaran kapal feri maupun kapal atau perahu nelayan.
Ia mengatakan wilayah perairan di NTT pada umumnya mengalami gelombang sedang (1,25-2,5 meter) maupun rendah (0,5-1,25 meter).
Syafeul mengimbau para nelayan maupun operator kapal penumpang agar mewaspadai ancaman gelombang tinggi tersebut karena gelombang maksimum dapat mencapai dua kali dari tinggi gelombang biasanya.
Ia menambahkan, untuk kondisi sinoptik menunjukkan bahwa umumnya angin bertiup dari arah Barat menuju Barat Laut dengan kecepatan 2-6 Skala Beaufort.
Baca juga: BMKG peringatkan waspada potensi hujan lebat
Baca juga: BMKG sebut Bibit siklon 91W di utara Indonesia berdampak pada kondisi cuaca
"Gelombang tinggi 2,5-4 meter terjadi di Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu dan selatan Kupang-Rote," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang Syaeful Hadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (25/1).
Ia mengatakan hal itu berkaitan perkembangan cuaca di wilayah perairan NTT dan sekitarnya.
Syaeful menjelaskan gelombang tinggi ini diperkirakan masih akan terjadi hingga 28 Januari 2022.
Kondisi gelombang tinggi ini, kata dia, perlu diwaspadai karena berisiko tinggi terhadap pelayaran kapal feri maupun kapal atau perahu nelayan.
Ia mengatakan wilayah perairan di NTT pada umumnya mengalami gelombang sedang (1,25-2,5 meter) maupun rendah (0,5-1,25 meter).
Syafeul mengimbau para nelayan maupun operator kapal penumpang agar mewaspadai ancaman gelombang tinggi tersebut karena gelombang maksimum dapat mencapai dua kali dari tinggi gelombang biasanya.
Ia menambahkan, untuk kondisi sinoptik menunjukkan bahwa umumnya angin bertiup dari arah Barat menuju Barat Laut dengan kecepatan 2-6 Skala Beaufort.
Baca juga: BMKG peringatkan waspada potensi hujan lebat
Baca juga: BMKG sebut Bibit siklon 91W di utara Indonesia berdampak pada kondisi cuaca