Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, melatih para petugas sebelum melakukan kegiatan survei angkatan kerja nasional (Sakernas) untuk mendapatkan gambaran angkatan kerja dan pengangguran di daerah itu.
"Tujuan Sakernas bulan Februari ini untuk mendapatkan gambaran angkatan kerja dan pengangguran di Provinsi NTT. Nantinya bulan Agustus baru lakukan survei8 untuk gambaran Manggarai Barat," kata Kepala BPS Kabupaten Manggarai Barat Yosef Danu dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Selasa, (25/1).
Dalam kegiatan pelatihan yang berlangsung selama 24-25 Januari 2022 kepada delapan petugas, BPS menjelaskan bahwa Sakernas adalah survei yang diselenggarakan oleh BPS yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan.
Kegiatan Sakernas 2022 sendiri akan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Sakernas Februari didesain untuk penyajian estimasi pada level provinsi dan nasional, sedangkan Sakernas Agustus dirancang untuk menyajikan estimasi pada level kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
Yosef menjelaskan, tujuan pengumpulan data Sakernas Februari 2022 secara umum adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan yang menjadi gambaran untuk level provinsi.
Secara khusus, Sakernas bertujuan memperoleh estimasi data jumlah penduduk bekerja, jumlah pengangguran, dan indikator ketenagakerjaan lainnya, serta perkembangannya yang representatif di tingkat nasional dan provinsi.
Selain itu, Sakernas Februari 2022 juga mempunyai tujuan khusus untuk mengumpulkan informasi terkait dampak COVID-19 terhadap ketenagakerjaan di Indonesia.
Berikutnya, Sakernas mengumpulkan keterangan dari setiap rumah tangga terpilih mengenai keadaan umum setiap anggota rumah tangga (nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, bulan dan tahun lahir serta umur).
Pada anggota rumah tangga yang berumur lima tahun ke atas, Yosep menyebut para petugas akan mengumpulkan informasi terkait Nomor Induk Kependudukan (NIK), status perkawinan, partisipasi sekolah, pendidikan dan pelatihan, tempat lahir, tempat tinggal lima tahun yang lalu, dan disabilitas.
Selain itu, ada juga informasi kegiatan bekerja seminggu yang lalu, pekerjaan utama, pemanfaatan internet, kegiatan mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha baru, pengalaman kerja, kegiatan lainnya (sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya), serta Program Kartu Prakerja.
Baca juga: BPS NTT catat tingkat kemiskinan menurun 0,55 persen
Baca juga: BPS sebut transportasi penyumbang terbesar inflasi Desember 2021 di NTT
"Tujuan Sakernas bulan Februari ini untuk mendapatkan gambaran angkatan kerja dan pengangguran di Provinsi NTT. Nantinya bulan Agustus baru lakukan survei8 untuk gambaran Manggarai Barat," kata Kepala BPS Kabupaten Manggarai Barat Yosef Danu dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Selasa, (25/1).
Dalam kegiatan pelatihan yang berlangsung selama 24-25 Januari 2022 kepada delapan petugas, BPS menjelaskan bahwa Sakernas adalah survei yang diselenggarakan oleh BPS yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan.
Kegiatan Sakernas 2022 sendiri akan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Sakernas Februari didesain untuk penyajian estimasi pada level provinsi dan nasional, sedangkan Sakernas Agustus dirancang untuk menyajikan estimasi pada level kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
Yosef menjelaskan, tujuan pengumpulan data Sakernas Februari 2022 secara umum adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan yang menjadi gambaran untuk level provinsi.
Secara khusus, Sakernas bertujuan memperoleh estimasi data jumlah penduduk bekerja, jumlah pengangguran, dan indikator ketenagakerjaan lainnya, serta perkembangannya yang representatif di tingkat nasional dan provinsi.
Selain itu, Sakernas Februari 2022 juga mempunyai tujuan khusus untuk mengumpulkan informasi terkait dampak COVID-19 terhadap ketenagakerjaan di Indonesia.
Berikutnya, Sakernas mengumpulkan keterangan dari setiap rumah tangga terpilih mengenai keadaan umum setiap anggota rumah tangga (nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, bulan dan tahun lahir serta umur).
Pada anggota rumah tangga yang berumur lima tahun ke atas, Yosep menyebut para petugas akan mengumpulkan informasi terkait Nomor Induk Kependudukan (NIK), status perkawinan, partisipasi sekolah, pendidikan dan pelatihan, tempat lahir, tempat tinggal lima tahun yang lalu, dan disabilitas.
Selain itu, ada juga informasi kegiatan bekerja seminggu yang lalu, pekerjaan utama, pemanfaatan internet, kegiatan mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha baru, pengalaman kerja, kegiatan lainnya (sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya), serta Program Kartu Prakerja.
Baca juga: BPS NTT catat tingkat kemiskinan menurun 0,55 persen
Baca juga: BPS sebut transportasi penyumbang terbesar inflasi Desember 2021 di NTT