Kupang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat tingkat kemiskinan di provinsi itu pada Septemper 2021 sebesar 20,44 persen atau menurun sebesar 0,55 persen dari Maret 2021 sebesar 20,99 persen.
"Dengan penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,55 persen ini, maka jumlah penduduk miskin di NTT per September 2021 sebanyak 1.146.280 orang atau menurun 23.000 orang," kata Pelaksana Tugas Kepala BPS NTT Adi H Manafe kepada wartawan di Kupang, Senin, (17/1).
Ia menjelaskan secara tahunan jumlah tingkat kemiskinan di NTT sebesar menurun 0,77 persen terhadap September 2020.
Adi Manafe menjelaskan jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan di NTT pada September 2021 tercatat sebesar 8,57 persen atau menurun dari Maret sebesar 8,6 persen.
Sementara itu penduduk miskin di pedesaan pada periode yang sama turun dari 25,08 persen menjadi 24,4 persen.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, kata dia, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 1.200 orang pada periode Maret-September 2021. Sedangkan di perdesaan menurun sebesar 24.850 orang.
Lebih lanjut, Adi Manafe menjelaskan kondisi garis kemiskinan di NTT pada September 2021 adalah sebesar Rp437.606/kapita/bulan.
Dibandingkan dengan Maret 2021, kata dia, garis kemiskinan naik sebesar 5,42 persen, sedangkan jika dibandingkan September 2020, terjadi kenaikan sebesar 8,13 persen.
Ia menambahkan komoditas makanan menjadi penyumbang terbesar garis kemiskinan NTT baik di perkotaan maupun pedesaan dengan sumbangan terbesar yaitu beras, diikuti rokok kretek filter, telur ayam dan lainnya.
Baca juga: BPS sebut transportasi penyumbang terbesar inflasi Desember 2021 di NTT
Baca juga: Hunian hotel bintang di NTT naik Juli-September 2021
"Dengan penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,55 persen ini, maka jumlah penduduk miskin di NTT per September 2021 sebanyak 1.146.280 orang atau menurun 23.000 orang," kata Pelaksana Tugas Kepala BPS NTT Adi H Manafe kepada wartawan di Kupang, Senin, (17/1).
Ia menjelaskan secara tahunan jumlah tingkat kemiskinan di NTT sebesar menurun 0,77 persen terhadap September 2020.
Adi Manafe menjelaskan jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan di NTT pada September 2021 tercatat sebesar 8,57 persen atau menurun dari Maret sebesar 8,6 persen.
Sementara itu penduduk miskin di pedesaan pada periode yang sama turun dari 25,08 persen menjadi 24,4 persen.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, kata dia, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 1.200 orang pada periode Maret-September 2021. Sedangkan di perdesaan menurun sebesar 24.850 orang.
Lebih lanjut, Adi Manafe menjelaskan kondisi garis kemiskinan di NTT pada September 2021 adalah sebesar Rp437.606/kapita/bulan.
Dibandingkan dengan Maret 2021, kata dia, garis kemiskinan naik sebesar 5,42 persen, sedangkan jika dibandingkan September 2020, terjadi kenaikan sebesar 8,13 persen.
Ia menambahkan komoditas makanan menjadi penyumbang terbesar garis kemiskinan NTT baik di perkotaan maupun pedesaan dengan sumbangan terbesar yaitu beras, diikuti rokok kretek filter, telur ayam dan lainnya.
Baca juga: BPS sebut transportasi penyumbang terbesar inflasi Desember 2021 di NTT
Baca juga: Hunian hotel bintang di NTT naik Juli-September 2021