Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mendorong transisi energi melalui pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk pulau-pulau kecil di kawasan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Ketua Sekretariat Gabungan Bidang Sherpa Track dan Finance Track Susiwijono Moegiarso mengatakan Labuan Bajo adalah salah satu lokasi yang didorong untuk menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara Presidensi G20.

"Ada sekitar delapan events yang akan dihelat di sini, antara lain 2nd Sherpa Meeting serta beberapa pertemuan tingkat Working Group (Tourism, Supreme Audit, Energy Transition, Digital Economy, Trade-Invesment-Industry)," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Senin, (28/2).

Susiwijono menyampaikan bahwa kehadiran listrik tenaga surya di pulau terpencil bukan hanya menunjukkan komitmen untuk penggunaan sumber listrik ramah lingkungan, tatapi juga secara nyata telah dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah terisolir dalam menopang kehidupan mereka.

Listrik tenaga surya di pulau kecil mampu mendorong produktivitas dan perekonomian masyarakat setempat, di antaranya usaha es batu, pertukangan dengan skap listrik, isi ulang air galon, dan usaha penyimpanan hasil penangkapan ikan dengan alat pendingin.

"Ini contoh nyata yang sangat bagus untuk kami tunjukkan di forum acara Presidensi G20 di Labuan Bajo," jelas Susiwijono.

Rangkaian kegiatan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, terdiri dari 184 agenda kegiatan utama (KTT, Pertemuan Tingkat Menteri, Gubernur Bank Sentral, Sherpa/Deputies, Working Group dan Engagement Group), dan sekitar 254 side-events dan Road to G20 yang diselenggarakan di sekitar 25 lokasi di seluruh Indonesia.

Berbagai rangkaian kegiatan itu memerlukan dukungan penyediaan listrik dari PT PLN (Persero) dalam penyelenggaraan seluruh acara Presidensi G20.

PLN berkomitmen untuk memasok listrik ramah lingkungan dalam mendukung seluruh rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia 2022, tidak hanya untuk penyelenggaraan rangkaian acara pertemuan G20, tetapi juga sebagai show-case pendukung pertemuan utama, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa listrik ramah lingkungan telah hadir di pulau-pulau kecil dalam menopang kehidupan masyarakat terpencil.

Komitmen PLN untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan tidak hanya dengan melakukan transisi energi pada pembangkit listrik besar, namun juga dengan membangun pembangkit listrik ramah lingkungan di lokasi-lokasi terpencil untuk menggantikan penggunaan genset berbahan bakar diesel yang dipakai oleh masyarakat.

Perseroan memanfaatkan PLTS di pulau-pulau kecil di kawasan sekitar Labuan Bajo, seperti PLTS di Pulau Messah dan PLTS di Pulau Papagarang.

Dahulu, masyarakat di Pulau Messah dan Pulau Papagarang mengandalkan genset untuk penyediaan listrik, Warga patungan membayar sewa Rp10 ribu per hari yang disalurkan melalui jaringan kabel dari rumah ke rumah.

Baca juga: PLN perkuat pasokan listrik Labuan Bajo dukung KTT G20

Kini, seluruh rumah tangga telah menikmati layanan listrik dari PLTS yang dibangun di kedua pulau tersebut.

"PLTS di Pulau Papagarang dan Pulau Messah ini betul-betul menjadi penopang kehidupan warga dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," jelas Susiwijono.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan saat ini total daya mampu kelistrikan Labuan Bajo pada Sistem Kelistrikan Flores sebesar 98 megawatt dengan perkiraan beban puncak saat acara Presidensi G20 sebesar 80 megawatt dan memiliki cadangan sebesar 18 megawatt.

Baca juga: PLN resmikan layanan listrik tanpa padam di Labuan Bajo untuk dukung KTT G20

"Saat ini bauran energi baru terbarukan di Flores sudah mencapai 15,24 persen. Pembangkit energi baru terbarukan yang ada di Nusa Tenggara Timur sudah menggunakan sumber energi dari panas bumi, hidro, dan surya," terang Agustinus.

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024