London (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Selasa, (1/3) mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken telah menawarkan lebih banyak bantuan untuk negaranya melawan Rusia.
Bantuan yang diberikan AS untuk Ukraina, yang sedang diserang negara tetangganya Rusia, adalah dalam bentuk sanksi dan senjata.
"Dalam pembicaraan kami melalui telepon, Menlu Blinken menegaskan bahwa dukungan AS untuk Ukraina tetap tak tergoyahkan," kata Kuleba di Twitter.
"Saya menggarisbawahi bahwa Ukraina mendambakan perdamaian, tetapi selama kami berada di bawah serangan Rusia, kami membutuhkan lebih banyak sanksi dan senjata. Menlu (AS) meyakinkan saya akan (mendapatkan) keduanya. Kami mengoordinasikan langkah lebih lanjut," demikian cuitan Kuleba di Twitter
Washington telah menerapkan serangkaian sanksi bersama dengan para sekutu Barat lainnya untuk membatasi akses Rusia ke dana, investasi, atau teknologi luar negeri sebagai pembalasan atas serangannya ke Ukraina.
Amerika Serikat menarik sejumlah senjata dari stoknya untuk memasok Ukraina dengan persenjataan pada musim gugur 2021 dan lagi pada Desember 2021.
Kemudian, pada Jumat (25/2), Presiden Amerika Serikat Joe Biden menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk melepaskan senjata tambahan senilai 350 juta dolar AS dari persediaan milik AS.
Baca juga: Vatikan siap fasilitasi dialog Rusia dan Ukraina
Namun, Washington dengan tegas menolak permintaan Ukraina agar Barat memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi Ukraina dari serangan udara Rusia.
Baca juga: AS berlakukan sanksi pada Putin dan pemimpin lain Rusia
Permintaan Ukraina itu merupakan sebuah langkah yang akan membawa pasukan negara-negara Barat ke dalam konflik langsung dengan militer Rusia.
Sumber: Antara/Reuters
Bantuan yang diberikan AS untuk Ukraina, yang sedang diserang negara tetangganya Rusia, adalah dalam bentuk sanksi dan senjata.
"Dalam pembicaraan kami melalui telepon, Menlu Blinken menegaskan bahwa dukungan AS untuk Ukraina tetap tak tergoyahkan," kata Kuleba di Twitter.
"Saya menggarisbawahi bahwa Ukraina mendambakan perdamaian, tetapi selama kami berada di bawah serangan Rusia, kami membutuhkan lebih banyak sanksi dan senjata. Menlu (AS) meyakinkan saya akan (mendapatkan) keduanya. Kami mengoordinasikan langkah lebih lanjut," demikian cuitan Kuleba di Twitter
Washington telah menerapkan serangkaian sanksi bersama dengan para sekutu Barat lainnya untuk membatasi akses Rusia ke dana, investasi, atau teknologi luar negeri sebagai pembalasan atas serangannya ke Ukraina.
Amerika Serikat menarik sejumlah senjata dari stoknya untuk memasok Ukraina dengan persenjataan pada musim gugur 2021 dan lagi pada Desember 2021.
Kemudian, pada Jumat (25/2), Presiden Amerika Serikat Joe Biden menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk melepaskan senjata tambahan senilai 350 juta dolar AS dari persediaan milik AS.
Baca juga: Vatikan siap fasilitasi dialog Rusia dan Ukraina
Namun, Washington dengan tegas menolak permintaan Ukraina agar Barat memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi Ukraina dari serangan udara Rusia.
Baca juga: AS berlakukan sanksi pada Putin dan pemimpin lain Rusia
Permintaan Ukraina itu merupakan sebuah langkah yang akan membawa pasukan negara-negara Barat ke dalam konflik langsung dengan militer Rusia.
Sumber: Antara/Reuters