Jakarta (ANTARA) - Pejabat pemerintahan Ukraina mengatakan peretas masuk ke situs pemerintah lokal dan menyebarkan berita palsu.
Dinas Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Rusia melalui Twitter mengatakan sejumlah situs resmi "otoritas regional dan pemerintahan lokal" diretas dan digunakan untuk menyebarkan kebohongan soal perjanjian untuk mengakhiri perang.
Dikutip dari Reuters, berita palsu yang dimuat di situs tersebut berisi Kiev menyerah dan menandatangani perjanjian damai dengan Moskow.
Dinas menyatakan "musuh" bertanggung jawab atas peretasan ini. Mereka belum memberikan penjelasan soal peretasan ini, belum jelas juga situs apa yang dimaksud.
Rusia membantah menggunakan peretas untuk menyerang musuh, tapi, dokumentasi menunjukkan Kremlin menggunakan mata-mata siber.
Baca juga: Peretas masuki sistem e-mail FBI, mengirim ribuan pesan
Pemerintah Ukraina dan peneliti mengaitkan peretasan yang pernah terjadi sebelumnya ke Belarusia.
Baca juga: Enam negara Uni Eropa kirim pakar siber bantu Ukraina hadapi ancaman Rusia
Peretasan terhadap situs atau akun pemerintahan sudah pernah terjadi sebelumnya. Peneliti selama beberapa tahun belakangan melacak kelompok bernama "Ghostwriter", yang menerobos masuk situs berita untuk menyebarkan klaim palsu, demikian Reuters dikutip pada Jumat, (4/3)
Dinas Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Rusia melalui Twitter mengatakan sejumlah situs resmi "otoritas regional dan pemerintahan lokal" diretas dan digunakan untuk menyebarkan kebohongan soal perjanjian untuk mengakhiri perang.
Dikutip dari Reuters, berita palsu yang dimuat di situs tersebut berisi Kiev menyerah dan menandatangani perjanjian damai dengan Moskow.
Dinas menyatakan "musuh" bertanggung jawab atas peretasan ini. Mereka belum memberikan penjelasan soal peretasan ini, belum jelas juga situs apa yang dimaksud.
Rusia membantah menggunakan peretas untuk menyerang musuh, tapi, dokumentasi menunjukkan Kremlin menggunakan mata-mata siber.
Baca juga: Peretas masuki sistem e-mail FBI, mengirim ribuan pesan
Pemerintah Ukraina dan peneliti mengaitkan peretasan yang pernah terjadi sebelumnya ke Belarusia.
Baca juga: Enam negara Uni Eropa kirim pakar siber bantu Ukraina hadapi ancaman Rusia
Peretasan terhadap situs atau akun pemerintahan sudah pernah terjadi sebelumnya. Peneliti selama beberapa tahun belakangan melacak kelompok bernama "Ghostwriter", yang menerobos masuk situs berita untuk menyebarkan klaim palsu, demikian Reuters dikutip pada Jumat, (4/3)