Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mendorong lembaga pendidikan dasar di daerah itu untuk menggunakan bahasa ibu dalam proses pendidikan anak bagi siswa kelas awal guna meningkatkan semangat belajar para siswa yang kesulitan dalam membaca dan menulis.
"Penggunaan bahasa ibu sangat penting dan memiliki manfaat bagi para siswa dalam proses pendidikan di sekolah," kata Asisten I Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bernadeta M Usboko saat membuka kegiatan temu Inovasi 2 yang dilakukan secara daring dipantau di Kupang, Selasa, (8/3).
Kegiatan temu Inovasi 2 membahas "Aktualisasi merdeka belajar pemanfaatan bahasa ibu dalam pembelajaran bagi siswa penutur bahasa tunggal" diikuti ratusan peserta terdiri dari guru, praktisi pendidikan, perwakilan LSM, perwakilan dari dinas pendidikan baik provinsi maupun kabupaten/kota di NTT.
Menurut Bernadeta M Usboko yang mewakili Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bahwa penggunaan bahasa ibu bagi kelas awal sangat membantu siswa/siswi dalam proses pendidikan di sekolah.
Ia mengatakan lembaga pendidikan harus dapat mencarikan metode yang tepat dengan memanfaatkan bahasa ibu sebagai pengantar bagi kegiatan pendidikan anak-anak kelas awal di provinsi berbasis kepulauan ini.
Menurut dia masih banyak anak-anak di NTT yang belum bisa membaca dan menulis sehingga melalui penerapan bahasa ibu pada kelas awal yang mulai dilakukan lembaga Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Kemitraan Indonesia-Australia bisa membantu anak-anak kelas awal untuk dapat menulis dan membaca secara baik.
Dia mengatakan penggunaan bahasa ibu bisa dilakukan berbagai metode dalam kegiatan pembelajaran agar mudah dipahami anak-anak dengan menggunakan gambar,lagu-lagu bahasa daerah sehingga mendorong anak ikut dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahasa ibu dalam berbagai konsep pembangunan pendidikan.
Dikatakannya, Pemerintah Pusat telah meluncurkan program "merdeka belajar" sejak tahun 2020 yang memiliki cara pandang baru dalam proses pendidikan dengan kebebasan berinovasi melalui pemanfaatan kearifan lokal dalam proses pendidikan anak di lembaga pendidikan.
"Kita manfaatkan bahasa ibu dalam proses pembelajaran sehingga bisa menyenangkan anak sehingga siswa semakin bergairah dalam mengikuti pendidikan. Ciptakan banyak permainan yang sifatnya edukasi untuk mencerdaskan anak-anak di NTT,"tegasnya.
Menurut dia, penggunaan bahasa ibu dalam proses pendidikan anak di sekolah harus mulai dipersiapkan seperti kapasitas guru dan alat-alat pembelajaran yang memudahkan siswa dalam belajar.
Dikatakannya, penggunaan bahasa ibu dalam lembaga pendidikan juga untuk melestarikan kekayaan bahasa ibu di NTT yang mencapai 72 bahasa ibu.
Sementara itu Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, Anindito Aditono mengatakan Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 72 bahasa daerah yang harus dilestarikan salah satunya melalui lembaga pendidikan.
Ia mengatakan banyak siswa terutama pada daerah 3T terdepan, terpencil dan tertinggal kesulitan dalam pembelajaran saat proses belajar mengajar di sekolah dengan menggunakan bahasa pembelajaran yaitu bahasa Indonesia.
"Pembelajaran yang sistematis penggunaan bahasa ibu sangat membantu siswa dalam proses peralihan ke bahasa Indonesia," tegasnya.
Menurut dia ada tiga manfaat penggunaan bahasa ibu dalam proses pembelajaran bagi siswa di sekolah yaitu manfaat linguistik, pedagogik da psikologis.
Dia mengatakan penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran membantu penguasaan tata bahasa bagi siswa sehingga capaian secara akademik pembelajaran menjadi meningkat.
Baca juga: Guru kunci suskes pembentukan karakter anak di sekolah
Baca juga: Enam sekolah di Sumba jadi model pendidikan karakter
"Penggunaan bahasa ibu sangat penting dan memiliki manfaat bagi para siswa dalam proses pendidikan di sekolah," kata Asisten I Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bernadeta M Usboko saat membuka kegiatan temu Inovasi 2 yang dilakukan secara daring dipantau di Kupang, Selasa, (8/3).
Kegiatan temu Inovasi 2 membahas "Aktualisasi merdeka belajar pemanfaatan bahasa ibu dalam pembelajaran bagi siswa penutur bahasa tunggal" diikuti ratusan peserta terdiri dari guru, praktisi pendidikan, perwakilan LSM, perwakilan dari dinas pendidikan baik provinsi maupun kabupaten/kota di NTT.
Menurut Bernadeta M Usboko yang mewakili Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bahwa penggunaan bahasa ibu bagi kelas awal sangat membantu siswa/siswi dalam proses pendidikan di sekolah.
Ia mengatakan lembaga pendidikan harus dapat mencarikan metode yang tepat dengan memanfaatkan bahasa ibu sebagai pengantar bagi kegiatan pendidikan anak-anak kelas awal di provinsi berbasis kepulauan ini.
Menurut dia masih banyak anak-anak di NTT yang belum bisa membaca dan menulis sehingga melalui penerapan bahasa ibu pada kelas awal yang mulai dilakukan lembaga Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Kemitraan Indonesia-Australia bisa membantu anak-anak kelas awal untuk dapat menulis dan membaca secara baik.
Dia mengatakan penggunaan bahasa ibu bisa dilakukan berbagai metode dalam kegiatan pembelajaran agar mudah dipahami anak-anak dengan menggunakan gambar,lagu-lagu bahasa daerah sehingga mendorong anak ikut dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahasa ibu dalam berbagai konsep pembangunan pendidikan.
Dikatakannya, Pemerintah Pusat telah meluncurkan program "merdeka belajar" sejak tahun 2020 yang memiliki cara pandang baru dalam proses pendidikan dengan kebebasan berinovasi melalui pemanfaatan kearifan lokal dalam proses pendidikan anak di lembaga pendidikan.
"Kita manfaatkan bahasa ibu dalam proses pembelajaran sehingga bisa menyenangkan anak sehingga siswa semakin bergairah dalam mengikuti pendidikan. Ciptakan banyak permainan yang sifatnya edukasi untuk mencerdaskan anak-anak di NTT,"tegasnya.
Menurut dia, penggunaan bahasa ibu dalam proses pendidikan anak di sekolah harus mulai dipersiapkan seperti kapasitas guru dan alat-alat pembelajaran yang memudahkan siswa dalam belajar.
Dikatakannya, penggunaan bahasa ibu dalam lembaga pendidikan juga untuk melestarikan kekayaan bahasa ibu di NTT yang mencapai 72 bahasa ibu.
Sementara itu Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, Anindito Aditono mengatakan Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 72 bahasa daerah yang harus dilestarikan salah satunya melalui lembaga pendidikan.
Ia mengatakan banyak siswa terutama pada daerah 3T terdepan, terpencil dan tertinggal kesulitan dalam pembelajaran saat proses belajar mengajar di sekolah dengan menggunakan bahasa pembelajaran yaitu bahasa Indonesia.
"Pembelajaran yang sistematis penggunaan bahasa ibu sangat membantu siswa dalam proses peralihan ke bahasa Indonesia," tegasnya.
Menurut dia ada tiga manfaat penggunaan bahasa ibu dalam proses pembelajaran bagi siswa di sekolah yaitu manfaat linguistik, pedagogik da psikologis.
Dia mengatakan penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran membantu penguasaan tata bahasa bagi siswa sehingga capaian secara akademik pembelajaran menjadi meningkat.
Baca juga: Guru kunci suskes pembentukan karakter anak di sekolah
Baca juga: Enam sekolah di Sumba jadi model pendidikan karakter