Kota Kupang (ANTARA) - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur Emanuel Kolfidus menyakini rakyat akan menyambut gembira kebijakan pelonggaran protokol kesehatan menuju endemi.
"Saya meyakini bahwa rakyat akan menyambut gembira kebijakan pelonggaran protokol kesehatan menuju endemi, tetapi kegembiraan itu harus diikuti dengan ketahanan terhadap pola hidup sehat, termasuk mendorong vaksinasi bagi keluarga yang belum melakukan vaksinasi, atau vaksinasinya belum lengkap," kata Emanuel Kolfidus, di Kupang, Selasa, (8/3).
Dia mengemukakan hal itu, ketika dimintai pandangan seputar kebijakan pemerintah mencabut kebijakan pemberlakuan tes polymerase chain reaction (PCR) dan tes usap antigen COVID-19 untuk pelaku perjalanan dalam negeri.
Menurut dia, sebelum rencana pemerintah ini, sudah ada beberapanegara yang memberlakukan kebijakan hidup dengan COVID-19, seperti menghilangkan aturan penggunaan masker, test dan jumlah kerumunan, dengan dasar perkembangan epidemiologi pandemi.
Artinya, jika Pemerintah Indonesia memiliki rencana yang sama, tentu sudah melalui kajian dan pertimbangan yang sama, berkaitan dengan tingkat keparahan dari varian COVID-19, kata Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT itu.
"Sebagai warga negara tentu kita yakin pemerintah akan melakukan tindakan terbaik untuk hal ini," katanya.
Namun kita juga mengingatkan untuk dihitung secara matang, sebelum benar-benar diterapkan agar kebihakan ini menjadi efektif, katanya menambahkan.
Artinya, ada keyakinan dan kepastian atau jaminan, bahwa pandemi sudah berjalan menuju endemi.
Baca juga: Dirut BPOLBF : Penghapusan PCR-antigen dorong kemudahan berwisata
"Saya yakin, rakyat akan menyambut gembira, tetapi kegembiraan itu harus diikuti dengan ketahanan terhadap pola hidup sehat, termasuk mendorong vaksinasi bagi keluarga yang belum melakukan vaksinasi, atau vaksinasinya belum lengkap," katanya.
Dia berharap, dengan persatuan antara pemerintah dan rakyat, Indonesia dapat segera keluar dari pandemi menuju endemi.
Baca juga: Pemprov NTT imbau pelaku perjalanan tetap taat prokes
"Saya meyakini bahwa rakyat akan menyambut gembira kebijakan pelonggaran protokol kesehatan menuju endemi, tetapi kegembiraan itu harus diikuti dengan ketahanan terhadap pola hidup sehat, termasuk mendorong vaksinasi bagi keluarga yang belum melakukan vaksinasi, atau vaksinasinya belum lengkap," kata Emanuel Kolfidus, di Kupang, Selasa, (8/3).
Dia mengemukakan hal itu, ketika dimintai pandangan seputar kebijakan pemerintah mencabut kebijakan pemberlakuan tes polymerase chain reaction (PCR) dan tes usap antigen COVID-19 untuk pelaku perjalanan dalam negeri.
Menurut dia, sebelum rencana pemerintah ini, sudah ada beberapanegara yang memberlakukan kebijakan hidup dengan COVID-19, seperti menghilangkan aturan penggunaan masker, test dan jumlah kerumunan, dengan dasar perkembangan epidemiologi pandemi.
Artinya, jika Pemerintah Indonesia memiliki rencana yang sama, tentu sudah melalui kajian dan pertimbangan yang sama, berkaitan dengan tingkat keparahan dari varian COVID-19, kata Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT itu.
"Sebagai warga negara tentu kita yakin pemerintah akan melakukan tindakan terbaik untuk hal ini," katanya.
Namun kita juga mengingatkan untuk dihitung secara matang, sebelum benar-benar diterapkan agar kebihakan ini menjadi efektif, katanya menambahkan.
Artinya, ada keyakinan dan kepastian atau jaminan, bahwa pandemi sudah berjalan menuju endemi.
Baca juga: Dirut BPOLBF : Penghapusan PCR-antigen dorong kemudahan berwisata
"Saya yakin, rakyat akan menyambut gembira, tetapi kegembiraan itu harus diikuti dengan ketahanan terhadap pola hidup sehat, termasuk mendorong vaksinasi bagi keluarga yang belum melakukan vaksinasi, atau vaksinasinya belum lengkap," katanya.
Dia berharap, dengan persatuan antara pemerintah dan rakyat, Indonesia dapat segera keluar dari pandemi menuju endemi.
Baca juga: Pemprov NTT imbau pelaku perjalanan tetap taat prokes