Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan bencana hidrometeorologi yang terjadi di provinsi itu sejak awal Januari 2022 telah menewaskan lima warga.
"Warga yang kehilangan nyawa itu akibat terseret banjir sebanyak 4 orang dan 1 orang tertimpa pohon yang tumbang," kata Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo ketika dihubungi di Kupang, Kamis, (10/3).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dampak bencana hidrometeorologi di wilayah NTT selama berlangsung musim hujan 2021-2022.
Ia menyebutkan warga yang meninggal dunia akibat bencana alam itu tersebar di Kabupaten Kupang 2 orang, serta Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, dan Manggarai Timur masing-masing 1 orang.
Ambrosius mengimbau warga di provinsi berbasiskan kepulauan itu agar terus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya mitigasi bencana ketika menghadapi cuaca ekstrem.
"Terutama bagi masyarakat yang bermukim di wilayah lereng atau bukit maupun di sekitar daerah aliran sungai agar lebih waspada dan lebih siap menghadapi ancaman bencana," katanya.
Ia menyarankan warga untuk meningkatkan pemahaman tentang kebencanaan dan selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca terbaru yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca juga: BPBD Kota Kupang pasang jalur evakuasi di daerah rawan tsunami
Dengan mengikuti dan memahami perkembangan cuaca secara memadai, kata dia, masyarakat bisa menyiapkan langkah antisipasi terhadap ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya.
"Kita berharap seiring dengan berbagai dampak bencana hidrometeorolgi yang sangat sering terjadi di NTT, masyarakat lebih siap mengurangi risiko," katanya.
Baca juga: Banjir Pamekasan rusak sejumlah infrastruktur
"Warga yang kehilangan nyawa itu akibat terseret banjir sebanyak 4 orang dan 1 orang tertimpa pohon yang tumbang," kata Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo ketika dihubungi di Kupang, Kamis, (10/3).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dampak bencana hidrometeorologi di wilayah NTT selama berlangsung musim hujan 2021-2022.
Ia menyebutkan warga yang meninggal dunia akibat bencana alam itu tersebar di Kabupaten Kupang 2 orang, serta Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, dan Manggarai Timur masing-masing 1 orang.
Ambrosius mengimbau warga di provinsi berbasiskan kepulauan itu agar terus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya mitigasi bencana ketika menghadapi cuaca ekstrem.
"Terutama bagi masyarakat yang bermukim di wilayah lereng atau bukit maupun di sekitar daerah aliran sungai agar lebih waspada dan lebih siap menghadapi ancaman bencana," katanya.
Ia menyarankan warga untuk meningkatkan pemahaman tentang kebencanaan dan selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca terbaru yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca juga: BPBD Kota Kupang pasang jalur evakuasi di daerah rawan tsunami
Dengan mengikuti dan memahami perkembangan cuaca secara memadai, kata dia, masyarakat bisa menyiapkan langkah antisipasi terhadap ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya.
"Kita berharap seiring dengan berbagai dampak bencana hidrometeorolgi yang sangat sering terjadi di NTT, masyarakat lebih siap mengurangi risiko," katanya.
Baca juga: Banjir Pamekasan rusak sejumlah infrastruktur