Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia mengabadikan sebanyak 730 dokter yang wafat selama bertugas di masa pandemi COVID-19 dalam Monumen Perjuangan Dokter Indonesia di Jalan GSSY Ratulangie 29, Menteng, Jakarta Pusat.

"Dokter memiliki peran besar dalam perjalanan pandemi hingga detik ini. Saya berterimakasih yang setinggi-tingginya dan apresiasi atas pengabdian dan perjuangan 730 dokter yang gugur dalam tugas. Mereka adalah pahlawan kesehatan Indonesia," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam pidato sambutan secara virtual dalam acara Pembukaan Monumen Pengabdian Dokter Indonesia di Jakarta, Kamis, (17/3) siang.

Melalui monumen Perjuangan Dokter Indonesia, Budi mengajak masyarakat untuk terus mengenang para dokter yang gugur. "Mari terus berjuang, tulus bekerja, untuk menjadi pahlawan bagi keluarga, pahlawan bagi sesama, pahlawan bagi bangsa dan negara," katanya.

Monumen bercorak kobaran api setinggi 270 sentimeter dan berdiameter 120 sentimeter di halaman Rumah Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) itu digagas oleh organisasi IDI pada 2022.

Ketua PB IDI Daeng M Faqih dalam peresmian monumen di Jakarta mengatakan pandemi yang telah berjalan selama dua tahun di Indonesia telah mengguncang dunia kesehatan.

"Sebuah situasi yang menyebabkan para dokter mengalami kelelahan emosional, fisik dan mental yang disebabkan oleh stres yang berlebihan dan berkepanjangan," katanya.

Di sisi lain, kata Daeng, angka kematian dokter di Indonesia dalam situasi COVID-19 berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 dan Tim Mitigasi IDI per 9 September 2021 mencapai 730 kasus.

Secara psikologis, kata Daeng, fakta tersebut memberikan tekanan dan beban yang lebih bagi para dokter di saat memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Ia mengatakan profesi dokter dalam menjalankan tugas selalu mengedepankan prinsip kemanusiaan yang diikuti dengan integritas dan kapabilitas. Sejak dari pendidikan hingga praktik menjadi seorang dokter.

Baca juga: Menkes bilang pandemi dan endemi hanya beda nama

"Sehingga pada akhirnya, tragedi kemanusiaan akibat COVID-19 ini sekalipun tidak menggoyahkan sikap profesionalitasnya sebagai seorang dokter," katanya.

Menurut Daeng monumen tersebut diletakkan pada halaman Rumah Besar Dokter Indonesia agar nyala api pengabdian para pejuang COVID-19 selalu menjadi pengingat bagi seluruh profesi dokter yang masih terus berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.

Baca juga: Menkes sebut Pasien COVID-19 meninggal sebagian besar belum vaksin lengkap

Monumen yang dibuat oleh pematung Yani Mariani Sastranegara itu menghadirkan wujud kobaran api sebagai simbol dari energi, ketegasan dan semangat.

"Selain itu, api juga mampu memberikan kehangatan serta penerangan. Pada monumen ini, api kami hadirkan dalam bentuk stilasi dengan mengubah penggambaran dan pembentukan suatu objek menjadi bentuk yang baru. Kita dapat melihat adanya proses penyederhanaan bentuk, namun tanpa meninggalkan karakter dan bentuk dari api sebagai objek aslinya," kata Yani.

Pewarta : Andi Firdaus
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024