Labuan Bajo (ANTARA) - Kementerian Perhubungan memberikan dua kapal Bottom Glass kepada pemerintah NTT yang merupakan hibah dari pemerintah pusat guna mendukung potensi pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Kapal yang diberikan untuk Provinsi NTT itu bernama KM Baswara Bahari 2, sedangkan KM Baswara Bahari 1 itu dikelola Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur Isyak Nuka usai Peresmian Kapal Wisata Bottom Glass di Pelabuhan Bajo, Jumat (18/3).
Dia menerangkan akan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan kapal yang dikhususkan bagi provinsi. Jadi, Pemerintah Provinsi NTT akan menawarkan pengelolaan kapal tersebut bagi pihak lain yang tertarik berbisnis dalam bidang pariwisata.
Isyak belum bisa memberikan informasi pasti terkait sistem pengelolaan kapal tersebut; entah dalam bentuk tender atau penunjukan langsung. Namun, dia menyebut setiap perusahaan yang ingin terlibat harus memasukkan tanda penawaran minat agar dilihat oleh pemerintah provinsi.
Baca juga: Kemenhub akan mencabut larangan beroperasi pesawat Boeing 737MAX
Dia berharap kehadiran kapal tersebut mampu memberikan manfaat untuk masyarakat, terutama bagi wisatawan yang tidak bisa menyelam. Nantinya mereka bisa menikmati keindahan bawah laut alam Labuan Bajo, Riung-Ngada, Maumere, dan Alor dengan nyaman menggunakan dua kapal itu.
Isyak menyatakan kapal tersebut memang diperuntukkan bagi Labuan Bajo sehingga kapal akan berpusat di Labuan Bajo. Namun, sebagai aset pemerintah provinsi, kapal akan tetap beroperasi ke daerah tujuan wisata sesuai izin lintasan dan operasional yang telah dikeluarkan oleh otoritas terkait.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (kiri) berbincang santai pada fasilitas berjemur yang tersedia di Kapal Wisata Bottom Glass di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Jumat (18/3/2022) (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)
Dalam laporan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt Mugen Sartoto, Kapal Wisata Bottom Glass merupakan kapal wisata hibah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menunjang kegiatan daerah pariwisata super premium.
Kapal itu merupakan kapal yang dilengkapi dengan kaca pada bagian bawah kapal dengan standar Peraturan Klasifikasi Indonesia (BKI) volume VII Rules for Small Vessels Up to 24 Metres sebagai jenis kapal penumpang yang dapat menampung 44 orang dengan panjang kapal 23,1 meter/ GT. 129.
Kapal yang diperuntukkan bagi Provinsi NTT bernama KM Baswara Bahari 1 dan KM Baswara Bahari 2. Kapal tersebut memiliki lebar 8 meter, tinggi 2,65 meter, serta kecepatan maksimum 12 knot.
Baca juga: Menhub Budi Karya resmikan kapal wisata bottom glass di Labuan Bajo
Kapal ini dirancang oleh anak muda bangsa Indonesia sebagai kapal permukaan untuk melihat keindahan bawah laut yang beroperasi di Labuan Bajo. Ada beberapa fasilitas di dalamnya, diantaranya fasilitas berjemur 8 kursi, fasilitas duduk 42 kursi, dan fasilitas di ruang glass bottom sebanyak 2 kursi panjang dengan kapasitas masing masing 21 orang.
Kapal itu telah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melalui penandatangan prasasti peresmian empat buah kapal wisata Bottom Glass yang mana 2 buah kapal diperuntukkan bagi Provinsi NTT dan 2 kapal lainnya bagi Provinsi Sulawesi Utara.
"Kapal yang diberikan untuk Provinsi NTT itu bernama KM Baswara Bahari 2, sedangkan KM Baswara Bahari 1 itu dikelola Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur Isyak Nuka usai Peresmian Kapal Wisata Bottom Glass di Pelabuhan Bajo, Jumat (18/3).
Dia menerangkan akan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan kapal yang dikhususkan bagi provinsi. Jadi, Pemerintah Provinsi NTT akan menawarkan pengelolaan kapal tersebut bagi pihak lain yang tertarik berbisnis dalam bidang pariwisata.
Isyak belum bisa memberikan informasi pasti terkait sistem pengelolaan kapal tersebut; entah dalam bentuk tender atau penunjukan langsung. Namun, dia menyebut setiap perusahaan yang ingin terlibat harus memasukkan tanda penawaran minat agar dilihat oleh pemerintah provinsi.
Baca juga: Kemenhub akan mencabut larangan beroperasi pesawat Boeing 737MAX
Dia berharap kehadiran kapal tersebut mampu memberikan manfaat untuk masyarakat, terutama bagi wisatawan yang tidak bisa menyelam. Nantinya mereka bisa menikmati keindahan bawah laut alam Labuan Bajo, Riung-Ngada, Maumere, dan Alor dengan nyaman menggunakan dua kapal itu.
Isyak menyatakan kapal tersebut memang diperuntukkan bagi Labuan Bajo sehingga kapal akan berpusat di Labuan Bajo. Namun, sebagai aset pemerintah provinsi, kapal akan tetap beroperasi ke daerah tujuan wisata sesuai izin lintasan dan operasional yang telah dikeluarkan oleh otoritas terkait.
Dalam laporan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt Mugen Sartoto, Kapal Wisata Bottom Glass merupakan kapal wisata hibah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menunjang kegiatan daerah pariwisata super premium.
Kapal itu merupakan kapal yang dilengkapi dengan kaca pada bagian bawah kapal dengan standar Peraturan Klasifikasi Indonesia (BKI) volume VII Rules for Small Vessels Up to 24 Metres sebagai jenis kapal penumpang yang dapat menampung 44 orang dengan panjang kapal 23,1 meter/ GT. 129.
Kapal yang diperuntukkan bagi Provinsi NTT bernama KM Baswara Bahari 1 dan KM Baswara Bahari 2. Kapal tersebut memiliki lebar 8 meter, tinggi 2,65 meter, serta kecepatan maksimum 12 knot.
Baca juga: Menhub Budi Karya resmikan kapal wisata bottom glass di Labuan Bajo
Kapal ini dirancang oleh anak muda bangsa Indonesia sebagai kapal permukaan untuk melihat keindahan bawah laut yang beroperasi di Labuan Bajo. Ada beberapa fasilitas di dalamnya, diantaranya fasilitas berjemur 8 kursi, fasilitas duduk 42 kursi, dan fasilitas di ruang glass bottom sebanyak 2 kursi panjang dengan kapasitas masing masing 21 orang.
Kapal itu telah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melalui penandatangan prasasti peresmian empat buah kapal wisata Bottom Glass yang mana 2 buah kapal diperuntukkan bagi Provinsi NTT dan 2 kapal lainnya bagi Provinsi Sulawesi Utara.