Kupang (AntaraNews NTT) - Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) Syuradikara Ende, Flores, Jumat (27/7) malam, menggelar teater Tungku Haram-3 di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang melukiskan tentang kisah perdagangan manusia (human trafficking).
Pagelaran teater Tungku Haram-3 ini, merupakan lanjutan dari teater Tungku Haram-2 di Labuan Bajo, Manggarai Barat pada 18 April 2018 serta Tungku Haram-1 pada 10 November 2017 di Ende.
Teater yang dipentaskan dalam durasi satu jam lebih ini, mengangkat tema Syuradikara Untuk NTT Stop Untuk Bejual Orang (hentikan kegiatan menjual orang),".
Kepala SMA Syuradikara Ende, Pater Stefanus Sabon Aran SVD mengatakan teater ini memiliki misi khusus yakni misi kemanusiaan selain sebuah seni pertunjukkan.
Dia mengatakan, misi kemanusiaan yang dibawanya melalui pertunjukkan teater tersebut yakni berangkat dari panggilan kemanusiaan dan tanggung jawab sebagai pribadi dan juga sebagai imam SVD.
Baca juga: Festival Kebangsaan Ende jadi agenda pariwisata nasional
Salah satu adegan dalam Teater Tungku Haram-3. (ANTARA Foto/Bernadus Tokan)
"Teater ini memiliki misi khusus, yaitu agar kita bisa menimba banyak makna tentang misi kemanusiaan dari teater yang dipentaskan ini," katanya.
Tentu, seni teater juga tidak hanya dinikmati sebagai sebuah seni pertunjukkan tetapi kesempatan untuk banyak belajar dari apa yang ditampilkan ini.
Dia menambahkan, teater Tungku Haram yang di sutradarai Pater Johan Wadu SVD itu merupakan implementasi rencana strategis (Renstra) Provinsial SVD Ende tentang Pemberantasan Perdagangan Manusia.
"Teater Tungku Haram mempunyai implementasi program renstra Provinsial SVD Ende tentang Pemberantasan Perdagangan Manusia yang terus marak di NTT saat ini," katanya.
"Lembaga SMA/SMK Syuradikara Ende sebagai salah satu sekolah milik Provinsial SVD Ende, kami mendaratkan program ini di tengah masyarakat. Ini adalah juga proses penyadaran kepada masyarakat tentang bahaya perdagangan manusia," katanya.
Baca juga: Mendagri ajak warga Ende amalkan Pancasila
Pagelaran teater Tungku Haram-3 ini, merupakan lanjutan dari teater Tungku Haram-2 di Labuan Bajo, Manggarai Barat pada 18 April 2018 serta Tungku Haram-1 pada 10 November 2017 di Ende.
Teater yang dipentaskan dalam durasi satu jam lebih ini, mengangkat tema Syuradikara Untuk NTT Stop Untuk Bejual Orang (hentikan kegiatan menjual orang),".
Kepala SMA Syuradikara Ende, Pater Stefanus Sabon Aran SVD mengatakan teater ini memiliki misi khusus yakni misi kemanusiaan selain sebuah seni pertunjukkan.
Dia mengatakan, misi kemanusiaan yang dibawanya melalui pertunjukkan teater tersebut yakni berangkat dari panggilan kemanusiaan dan tanggung jawab sebagai pribadi dan juga sebagai imam SVD.
Baca juga: Festival Kebangsaan Ende jadi agenda pariwisata nasional
"Teater ini memiliki misi khusus, yaitu agar kita bisa menimba banyak makna tentang misi kemanusiaan dari teater yang dipentaskan ini," katanya.
Tentu, seni teater juga tidak hanya dinikmati sebagai sebuah seni pertunjukkan tetapi kesempatan untuk banyak belajar dari apa yang ditampilkan ini.
Dia menambahkan, teater Tungku Haram yang di sutradarai Pater Johan Wadu SVD itu merupakan implementasi rencana strategis (Renstra) Provinsial SVD Ende tentang Pemberantasan Perdagangan Manusia.
"Teater Tungku Haram mempunyai implementasi program renstra Provinsial SVD Ende tentang Pemberantasan Perdagangan Manusia yang terus marak di NTT saat ini," katanya.
"Lembaga SMA/SMK Syuradikara Ende sebagai salah satu sekolah milik Provinsial SVD Ende, kami mendaratkan program ini di tengah masyarakat. Ini adalah juga proses penyadaran kepada masyarakat tentang bahaya perdagangan manusia," katanya.
Baca juga: Mendagri ajak warga Ende amalkan Pancasila