Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup turun ke bawah level psikologis 7.000 dibayangi kenaikan suku bunga The Fed yang diprediksi lebih agresif.
IHSG ditutup melemah 4,71 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.996,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,07 poin atau 0,01 persen ke posisi 1.011,68.
"IHSG ditutup melemah sementara bursa regional Asia di penutupan perdagangan hari ini menguat seiring sikap pasar akan pandangan Federal Reserve bergerak untuk menaikkan suku bunga dalam upaya untuk mengendalikan inflasi," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Rabu, (23/3).
Kebijakan kenaikan suku bunga tentunya dilakukan untuk menjaga dan pemulihan ekonomi nasional Amerika Serikat mengingat AS merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Menyusul pernyataan petinggi The Fed, Goldman Sach memprediksi bank sentral AS akan menaikkan suku bunga masing-masing sebesar 50 basis poin pada pertemuan Mei dan Juni 2022 mendatang.
Selain itu, pasar juga menanti hasil pertemuan Amerika Serikat dengan Uni Eropa dimana Presiden AS Joe Biden akan menghadiri pertemuan darurat NATO, bertemu dengan para pemimpin G7, dan berbicara dengan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan Dewan Eropa yang akan membicarakan terkait pengetatan sanksi terhadap Rusia.
Pasar berharap pertemuan tersebut tidak menambah daftar konflik yang berpotensi timbul masalah secara geopolitik.
Sementara dari dalam negeri, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam pandangannya memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini. Pada publikasinya, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 2022 menjadi 5,4 persen, dari proyeksi sebelumnya 5,6 persen.
Namun demikian IMF menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Hal itu dikarenakan pemerintah mampu menjaga kinerja makroekonomi yang kuat, serta respons kebijakan yang tegas dan menyeluruh.
Dibuka menguat, IHSG bergerak fluktuatif sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga akhir perdagangan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik baku naik paling tinggi yaitu 2,04 persen, diikuti sektor energi dan sektor kesehatan masing-masing 1,67 persen dan 0,37 persen.
Sedangkan enam sektor terkoreksi dimana sektor properti & real estat turun paling dalam yaitu minus 0,67 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer masing-masing minus 0,63 persen dan minus 0,48 persen.
Baca juga: IHSG diperkirakan menguat ikuti kenaikan saham Asia
Baca juga: IHSG tembus 7.000 usai pengumuman rapat bank sentral AS
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing di seluruh pasar sebesar Rp805,98 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp789,42 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.321.760 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 31,85 miliar lembar saham senilai Rp14,49 triliun. Sebanyak 257 saham naik, 237 saham menurun, dan 189 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 816,05 poin atau 3 persen ke 28.040,16, indeks Hang Seng naik 264,8 poin atau 1,21 persen ke 22.154,08, dan Straits Times meningkat 16,21 poin atau 0,48 persen ke 3.366,38.
IHSG ditutup melemah 4,71 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.996,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,07 poin atau 0,01 persen ke posisi 1.011,68.
"IHSG ditutup melemah sementara bursa regional Asia di penutupan perdagangan hari ini menguat seiring sikap pasar akan pandangan Federal Reserve bergerak untuk menaikkan suku bunga dalam upaya untuk mengendalikan inflasi," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Rabu, (23/3).
Kebijakan kenaikan suku bunga tentunya dilakukan untuk menjaga dan pemulihan ekonomi nasional Amerika Serikat mengingat AS merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Menyusul pernyataan petinggi The Fed, Goldman Sach memprediksi bank sentral AS akan menaikkan suku bunga masing-masing sebesar 50 basis poin pada pertemuan Mei dan Juni 2022 mendatang.
Selain itu, pasar juga menanti hasil pertemuan Amerika Serikat dengan Uni Eropa dimana Presiden AS Joe Biden akan menghadiri pertemuan darurat NATO, bertemu dengan para pemimpin G7, dan berbicara dengan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan Dewan Eropa yang akan membicarakan terkait pengetatan sanksi terhadap Rusia.
Pasar berharap pertemuan tersebut tidak menambah daftar konflik yang berpotensi timbul masalah secara geopolitik.
Sementara dari dalam negeri, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam pandangannya memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini. Pada publikasinya, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 2022 menjadi 5,4 persen, dari proyeksi sebelumnya 5,6 persen.
Namun demikian IMF menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Hal itu dikarenakan pemerintah mampu menjaga kinerja makroekonomi yang kuat, serta respons kebijakan yang tegas dan menyeluruh.
Dibuka menguat, IHSG bergerak fluktuatif sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga akhir perdagangan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik baku naik paling tinggi yaitu 2,04 persen, diikuti sektor energi dan sektor kesehatan masing-masing 1,67 persen dan 0,37 persen.
Sedangkan enam sektor terkoreksi dimana sektor properti & real estat turun paling dalam yaitu minus 0,67 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer masing-masing minus 0,63 persen dan minus 0,48 persen.
Baca juga: IHSG diperkirakan menguat ikuti kenaikan saham Asia
Baca juga: IHSG tembus 7.000 usai pengumuman rapat bank sentral AS
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing di seluruh pasar sebesar Rp805,98 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp789,42 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.321.760 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 31,85 miliar lembar saham senilai Rp14,49 triliun. Sebanyak 257 saham naik, 237 saham menurun, dan 189 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 816,05 poin atau 3 persen ke 28.040,16, indeks Hang Seng naik 264,8 poin atau 1,21 persen ke 22.154,08, dan Straits Times meningkat 16,21 poin atau 0,48 persen ke 3.366,38.