Singapura (ANTARA) - Tim peneliti Singapura menemukan bahwa risiko keseluruhan dari peradangan jantung pascavaksinasi COVID-19 sebanding atau lebih rendah dari yang disebabkan oleh vaksinasi bukan COVID-19, Straits Times melaporkan pada Selasa (12/4).
Dalam riset baru, yang diterbitkan di Lancet Respiratory Medicine, para ilmuwan menilik lebih dari 400 juta dosis vaksin di basis data internasional untuk membandingkan risiko mioperikarditis setelah vaksinasi COVID-19 dan penyakit lain seperti influenza dan cacar.
Mioperikarditis adalah kondisi yang menyebabkan peradangan otot jantung.
Para ilmuwan menemukan bahwa vaksinasi COVID-19 menyebabkan 18 kasus mioperikarditis per satu jutaan dosis, sedangkan vaksinasi lainnya menyebabkan 56 kasus, tulis surat kabar tersebut.
Baca juga: Riset: Aplikasi kesehatan dan fitness kian diminati
Riset itu dilakukan oleh tim peneliti di Singapura, seperti konsultan senior Kollengode Ramanathan dari Pusat Jantung Nasional Singapura dan Jyoti Somani serta Dale Fisher dari divisi penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Nasional.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa risiko keseluruhan mioperikarditis tampaknya tak berbeda untuk kelompok vaksin COVID-19 yang baru disetujui ini, dibanding dengan vaksin untuk penyakit lain," kata Ramanathan.
Baca juga: Presiden Jokowi dukung penelitian COVID-19
Ia menambahkan bahwa sejumlah temuan ini harus lebih meyakinkan masyarakat bahwa vaksinasi COVID-19 aman.
Sumber: Antara/Xinhua
Dalam riset baru, yang diterbitkan di Lancet Respiratory Medicine, para ilmuwan menilik lebih dari 400 juta dosis vaksin di basis data internasional untuk membandingkan risiko mioperikarditis setelah vaksinasi COVID-19 dan penyakit lain seperti influenza dan cacar.
Mioperikarditis adalah kondisi yang menyebabkan peradangan otot jantung.
Para ilmuwan menemukan bahwa vaksinasi COVID-19 menyebabkan 18 kasus mioperikarditis per satu jutaan dosis, sedangkan vaksinasi lainnya menyebabkan 56 kasus, tulis surat kabar tersebut.
Baca juga: Riset: Aplikasi kesehatan dan fitness kian diminati
Riset itu dilakukan oleh tim peneliti di Singapura, seperti konsultan senior Kollengode Ramanathan dari Pusat Jantung Nasional Singapura dan Jyoti Somani serta Dale Fisher dari divisi penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Nasional.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa risiko keseluruhan mioperikarditis tampaknya tak berbeda untuk kelompok vaksin COVID-19 yang baru disetujui ini, dibanding dengan vaksin untuk penyakit lain," kata Ramanathan.
Baca juga: Presiden Jokowi dukung penelitian COVID-19
Ia menambahkan bahwa sejumlah temuan ini harus lebih meyakinkan masyarakat bahwa vaksinasi COVID-19 aman.
Sumber: Antara/Xinhua