Jakarta (ANTARA) - Chair of Tourism Working Group Frans Teguh mengharapkan Tourism Working Group (TWG) 1 dapat menjembatani kesenjangan digital sehingga para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di semua negara dapat memanfaatkan potensi dari sektor tersebut.
“Fokus dalam pembahasan ini adalah nantinya masyarakat mampu lebih inovatif, kreatif, dan adaptif dalam memasuki tatanan ekosistem ekonomi digital, supaya pelaku ekonomi kreatif ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” ungkapnya di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa, (10/5).
Dalam diskusi tersebut, para delegasi G20 menyepakati digitalisasi dan inovasi adalah solusi berkelanjutan dalam mengembangkan parekraf global.
Selain itu, disepakati bahwa digitalisasi berperan penting dalam perkembangan parekraf di masa pandemi COVID-19. Karena itu, para delegasi dinyatakan mendorong adanya pelatihan digitalisasi untuk pelaku parekraf sehingga pemulihan dan kebangkitan di sektor tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Teknologi digital ini juga berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ketahanan masa depan dalam keterkaitan rantai nilai pariwisata pascapandemi," ujar Frans.
Lebih lanjut, pertemuan TWG 1 juga melakukan pembahasan terkait urgensi pembuatan aplikasi pertukaran informasi tentang pembukaan kembali sektor wisata di dunia.
"Aplikasi ini memainkan peran penting dalam mempromosikan destinasi wisata tersebut," ucap dia.
Untuk diketahui, isu inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif adalah salah satu isu prioritas dalam lima pilar aksi (line of actions) agenda Presidensi TWG G20 Indonesia.
Baca juga: Program BEDIL Kemenparekraf sasar 70 pelaku subsektor ekraf NTT
Baca juga: Menparekraf dorong pelaku ekraf di NTT melakukan transformasi digital