Kupang (AntaraNews NTT) - Ketua Fraksi Gerindra MPR RI Fary Djemi Francis mengajak masyarakat Indonesia untuk menggaungkan kembali gerakan Aku Cinta Rupiah sebagai cara untuk menurunkan harga dolar atas rupiah.
"Saat ini mata uang rupiah tengah melemah dalam hitungan dolar Amerika. Jumlahnya mencapai Rp14.820/dollar setelah sebelumnya dalam beberapa hari yang lalu sempat tembus Rp15.000/dollar, nilai tukar tertinggi pascareformasi," katanya kepada Antara di Kupang, Minggu (9/9).
Dampak kenaikan harga dolar atas rupiah itu dapat mengakibatkan harga-harga kebutuhan terancam naik, roda ekonomi terancam lesu, dan krisis ekonomi menghantui di depan mata.
Menurut dia, pemerintah harus segera mengeluarkan kebijakan dan terobosan dengan cepat untuk menyikapi persoalan ini. Jangan sampai terlambat, karena persoalan ekonomi sangat fundamental bagi hajat hidup rakyat dan kondusivitas kehidupan di masyarakat.
Di awal era reformasi lalu, Indonesia pernah mengalami hal serupa. Rupiah tak berdaya di hadapan mata uang Amerika. Gejolak ekonomi melanda. Pengangguran dan kemiskinan merajalela. Imbasnya, Indonesia kala itu harus mengalami pergantian tahta dengan diawali kekacauan sebelumnya.
Ketua Komisi V DPR Fary D Francis (tengah) yang membidangi masalah infrastruktur dan perhubungan, didampingi Walikota Kupang Jefri Riwu Koreh (kanan) dan Ketua DPD NTT Paul Liyanto (kiri), mendengarkan penjelasan soal kapal yang baru, yang diberi nama KN. Nipa, di pelabuhan Kupang, NTT, Kamis (22/3). (Foto Antara/Kornelis Kaha)
"Beruntung krisis pada tahun 1998 saat itu cepat berlalu karena negara bergerak cepat. Rakyat juga bersikap dengan menukarkan simpanan dolar sambil menggalakkan gerakan Aku Cinta Rupiah.
Hal ini dilakukan setelah anak dari Presiden Soeharto, Tutut Hardianti Rukmana menyerukan Gerakan Aku Cinta Rupiah sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tadinya Rp14.000 berhasil kembali ditekan menjadi Rp6.500.
Menurutnya, peristiwa 20 tahun yang lalu perlu diulang saat ini. Pemerintah tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan persoalan. Perlu peran serta masyarakat. Salah satunya yakni menukar simpanan mata uang dolar Amerika serta gaungkan kembali gerakan Aku Cinta Rupiah.
Menurutnya perbuatan yang dilakukan oleh Sandiaga Uno yang sudah memulai aksi itu patut ditiru semua pihak. Terutama para petinggi negara. Mereka harus memberikan contoh kepada publik terdepan dalam membela negara.
"Dalam kondisi seperti ini, kita semua jangan hanya saling menyalahkan tetapi harus sama-sama mencari solusi. Sebab, yang merasakan dampaknya bukan hanya pendukung salah satu kubu, tetapi dirasakan semua masyarakat," katanya.
"Saya percaya dan yakin, bila gerakan Aku Cinta Rupiah kembali digalakkan, ancaman krisis dapat segera berlalu," demikian Fary Francis yang juga Ketua Komisi V DPR RI itu
"Saat ini mata uang rupiah tengah melemah dalam hitungan dolar Amerika. Jumlahnya mencapai Rp14.820/dollar setelah sebelumnya dalam beberapa hari yang lalu sempat tembus Rp15.000/dollar, nilai tukar tertinggi pascareformasi," katanya kepada Antara di Kupang, Minggu (9/9).
Dampak kenaikan harga dolar atas rupiah itu dapat mengakibatkan harga-harga kebutuhan terancam naik, roda ekonomi terancam lesu, dan krisis ekonomi menghantui di depan mata.
Menurut dia, pemerintah harus segera mengeluarkan kebijakan dan terobosan dengan cepat untuk menyikapi persoalan ini. Jangan sampai terlambat, karena persoalan ekonomi sangat fundamental bagi hajat hidup rakyat dan kondusivitas kehidupan di masyarakat.
Di awal era reformasi lalu, Indonesia pernah mengalami hal serupa. Rupiah tak berdaya di hadapan mata uang Amerika. Gejolak ekonomi melanda. Pengangguran dan kemiskinan merajalela. Imbasnya, Indonesia kala itu harus mengalami pergantian tahta dengan diawali kekacauan sebelumnya.
Hal ini dilakukan setelah anak dari Presiden Soeharto, Tutut Hardianti Rukmana menyerukan Gerakan Aku Cinta Rupiah sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tadinya Rp14.000 berhasil kembali ditekan menjadi Rp6.500.
Menurutnya, peristiwa 20 tahun yang lalu perlu diulang saat ini. Pemerintah tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan persoalan. Perlu peran serta masyarakat. Salah satunya yakni menukar simpanan mata uang dolar Amerika serta gaungkan kembali gerakan Aku Cinta Rupiah.
Menurutnya perbuatan yang dilakukan oleh Sandiaga Uno yang sudah memulai aksi itu patut ditiru semua pihak. Terutama para petinggi negara. Mereka harus memberikan contoh kepada publik terdepan dalam membela negara.
"Dalam kondisi seperti ini, kita semua jangan hanya saling menyalahkan tetapi harus sama-sama mencari solusi. Sebab, yang merasakan dampaknya bukan hanya pendukung salah satu kubu, tetapi dirasakan semua masyarakat," katanya.
"Saya percaya dan yakin, bila gerakan Aku Cinta Rupiah kembali digalakkan, ancaman krisis dapat segera berlalu," demikian Fary Francis yang juga Ketua Komisi V DPR RI itu