Jakarta (ANTARA) - Aplikasi ponsel dari pihak ketiga yang digunakan pada mobil terkoneksi semisal Tesla, Nissan, Ford, dan Volkswagen berpotensi mengambil data tanpa persetujuan pemiliknya, demikian sebuah laporan Kaspersky "Connected Apps" dilansir dari Economic India Times, Senin, (30/5/2022).
"Manfaat dari dunia yang terkoneksi tidak terhitung banyaknya. Namun, penting untuk dicatat bahwa itu masih merupakan industri yang berkembang, yang membawa risiko tertentu," kata Sergey Zorin, Head of Kaspersky Transportation Security.
“Sayangnya, tidak semua pengembang mengambil pendekatan yang bertanggung jawab dalam hal penyimpanan dan pengumpulan data, yang mengakibatkan pengguna mengungkapkan informasi pribadi. Data itu selanjutnya dapat dijual di darkweb dan berakhir di tangan yang tidak dapat dipercaya," dia memperingatkan.
Ancaman lainnya dari penggunaan data adalah, orang lain yang memiliki data dari pihak ketiga itu memiliki akses ke mobil Anda.
Sejauh ini, aplikasi ponsel yang terhubung dengan mobil memungkinkan pengguna mengontrol kendaraan dari jarak jauh dengan mengunci atau membuka kunci pintu, menyesuaikan kontrol iklim, menghidupkan dan mematikan mesin, dan lain sebagainya.
Meskipun sebagian besar produsen mobil memiliki aplikasi resmi milik mereka sendiri, namun ada aplikasi pihak ketiga yang dirancang oleh pengembang teknologi karena menawarkan fitur yang tidak dipunyai produsen kendaraan.
Aplikasi pihak ketiga yang dianalisis Kaspersky mencakup hampir semua merek kendaraan utama, antara lain Tesla, Nissan, Renault, Ford, dan Volkswagen.
“Namun, aplikasi ini tidak sepenuhnya aman untuk digunakan,” klaim peneliti Kaspersky.
Baca juga: Empat penyebab remote mobil anda rusak
Peneliti menemukan bahwa lebih dari separuh aplikasi tidak memberikan memperingatkan tentang risiko penggunaan data apabila pemilik memasukkan data pribadinya untuk menjalankan aplikasi tertentu.
Baca juga: Hyundai IONIQ 5 sudah dipesan 1.700 unit dalam sebulan
Selain itu, setiap aplikasi pada kelima merek mobil itu mencantumkan kontak para pengembangnya, sehingga pemilik tidak bisa memberikan laporan apabila terjadi masalah dengan aplikasi itu.
"Manfaat dari dunia yang terkoneksi tidak terhitung banyaknya. Namun, penting untuk dicatat bahwa itu masih merupakan industri yang berkembang, yang membawa risiko tertentu," kata Sergey Zorin, Head of Kaspersky Transportation Security.
“Sayangnya, tidak semua pengembang mengambil pendekatan yang bertanggung jawab dalam hal penyimpanan dan pengumpulan data, yang mengakibatkan pengguna mengungkapkan informasi pribadi. Data itu selanjutnya dapat dijual di darkweb dan berakhir di tangan yang tidak dapat dipercaya," dia memperingatkan.
Ancaman lainnya dari penggunaan data adalah, orang lain yang memiliki data dari pihak ketiga itu memiliki akses ke mobil Anda.
Sejauh ini, aplikasi ponsel yang terhubung dengan mobil memungkinkan pengguna mengontrol kendaraan dari jarak jauh dengan mengunci atau membuka kunci pintu, menyesuaikan kontrol iklim, menghidupkan dan mematikan mesin, dan lain sebagainya.
Meskipun sebagian besar produsen mobil memiliki aplikasi resmi milik mereka sendiri, namun ada aplikasi pihak ketiga yang dirancang oleh pengembang teknologi karena menawarkan fitur yang tidak dipunyai produsen kendaraan.
Aplikasi pihak ketiga yang dianalisis Kaspersky mencakup hampir semua merek kendaraan utama, antara lain Tesla, Nissan, Renault, Ford, dan Volkswagen.
“Namun, aplikasi ini tidak sepenuhnya aman untuk digunakan,” klaim peneliti Kaspersky.
Baca juga: Empat penyebab remote mobil anda rusak
Peneliti menemukan bahwa lebih dari separuh aplikasi tidak memberikan memperingatkan tentang risiko penggunaan data apabila pemilik memasukkan data pribadinya untuk menjalankan aplikasi tertentu.
Baca juga: Hyundai IONIQ 5 sudah dipesan 1.700 unit dalam sebulan
Selain itu, setiap aplikasi pada kelima merek mobil itu mencantumkan kontak para pengembangnya, sehingga pemilik tidak bisa memberikan laporan apabila terjadi masalah dengan aplikasi itu.