Surabaya (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading Pertamina Jatimbalinus telah mengoperasikan 56 titik BBM satu harga di wilayah setempat, dengan fokus di dua lokasi yakni Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tengga Barat.
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga di Regional Jatimbalinus, Deny Djukardi, di Surabaya, Kamis (1/6) mengatakan, jumlah lembaga penyalur BBM satu harga akan terus ditingkatkan, hal ini sebagai komitmen Pertamina Patra Niaga mewujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.
"Secara nasional, kami mencatat hingga periode minggu ketiga Maret 2022 telah tersedia 328 lembaga penyalur yang tersebar, hal ini sebagai upaya menjalankan penugasan program BBM satu harga," katanya.
Deny menyebut, 328 lembaga penyalur itu sebarannya, 63 lembaga penyalur BBM satu harga di wilayah Papua, 56 titik di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, 48 titik di Maluku, 32 titik di Sulawesi, 71 titik di Kalimantan, 53 titik di wilayah Sumatera, serta 5 titik di Pulau Jawa dan Bali.
Pertamina terus memastikan, distribusi dan ketersediaan pasokan bahan bakar ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BBM satu harga akan terus berjalan dengan lancar, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas.
"Sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses BBM dengan harga yang terjangkau, serta turut mendorong perekonomian di daerah 3T," katanya.
Baca juga: Pemerintah akan mengatur pembelian BBM bersubsidi
Baca juga: Menteri ESDM tinjau terminal BBM dan SPBU nelayan di Ende
Sementara itu, sejak tahun 2017 implementasi kebijakan BBM satu harga fokus untuk wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Dimana sebelumnya, wilayah 3T ini merupakan wilayah yang belum terjamah akses energi sama sekali.
Sehingga untuk dapat mencapai titik 3T, Pertamina Patra Niaga menyalurkan melalui moda transportasi darat, laut dan udara, juga turut bekerja sama dengan berbagai pihak.
Deny mengatakan, dalam menjalankan amanah penugasan dari pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Pertamina Patra Niaga turut menghadapi tantangan yang cukup besar dalam proses penyaluran BBM hingga ke daerah 3T.
Pertamina, kata Deny, juga turut menggandeng mitra yang berminat untuk membuka SPBU BBM satu harga untuk membawa Indonesia lebih maju melalui penyaluran energi hingga pelosok negeri, di lokasi yang sudah ditentukan.
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga di Regional Jatimbalinus, Deny Djukardi, di Surabaya, Kamis (1/6) mengatakan, jumlah lembaga penyalur BBM satu harga akan terus ditingkatkan, hal ini sebagai komitmen Pertamina Patra Niaga mewujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.
"Secara nasional, kami mencatat hingga periode minggu ketiga Maret 2022 telah tersedia 328 lembaga penyalur yang tersebar, hal ini sebagai upaya menjalankan penugasan program BBM satu harga," katanya.
Deny menyebut, 328 lembaga penyalur itu sebarannya, 63 lembaga penyalur BBM satu harga di wilayah Papua, 56 titik di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, 48 titik di Maluku, 32 titik di Sulawesi, 71 titik di Kalimantan, 53 titik di wilayah Sumatera, serta 5 titik di Pulau Jawa dan Bali.
Pertamina terus memastikan, distribusi dan ketersediaan pasokan bahan bakar ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BBM satu harga akan terus berjalan dengan lancar, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas.
"Sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses BBM dengan harga yang terjangkau, serta turut mendorong perekonomian di daerah 3T," katanya.
Baca juga: Pemerintah akan mengatur pembelian BBM bersubsidi
Baca juga: Menteri ESDM tinjau terminal BBM dan SPBU nelayan di Ende
Sementara itu, sejak tahun 2017 implementasi kebijakan BBM satu harga fokus untuk wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Dimana sebelumnya, wilayah 3T ini merupakan wilayah yang belum terjamah akses energi sama sekali.
Sehingga untuk dapat mencapai titik 3T, Pertamina Patra Niaga menyalurkan melalui moda transportasi darat, laut dan udara, juga turut bekerja sama dengan berbagai pihak.
Deny mengatakan, dalam menjalankan amanah penugasan dari pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Pertamina Patra Niaga turut menghadapi tantangan yang cukup besar dalam proses penyaluran BBM hingga ke daerah 3T.
Pertamina, kata Deny, juga turut menggandeng mitra yang berminat untuk membuka SPBU BBM satu harga untuk membawa Indonesia lebih maju melalui penyaluran energi hingga pelosok negeri, di lokasi yang sudah ditentukan.