Kupang (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian I Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) rutin mengelar patroli untuk mencegah masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Sampai dengan saat ini NTT masih aman dengan PMK. Kami selalu mencegah penyebarannya dengan patroli rutin jika ada kapal yang masuk ke wilayah NTT," kata Kepala Balai Karantina Pertanian I Kupang Yulius Umbu H di Kupang, Selasa, (28/6/2022).
Ia mengatakan bahwa berbagai upaya terus dilakukan sehingga NTT tetap terus aman dari kasus PMK ini, karena NTT saat ini menjadi pemasok sapi terbanyak ke beberapa provinsi di NTT.
Sampai dengan pekan kemarin kasus PMK sendiri sudah menyebar sampai ke 19 provinsi di NTT. Wilayah terdekat dengan NTT, NTB juga sudah mulai terpapar PMK sehingga kiriman dari daerah itu juga tidak bisa dilakukan.
"Kalau satu kasus saja ditemukan ada di NTT, maka otomatis pengiriman sapi dari NTT akan distop," tambah dia.
Berbagai makanan bawaan dari daging hewan berkuku belah seperti sapi, babi dan kambing dilarang masuk ke NTT. Karena itu sosis dari Timor Leste tetap tidak boleh dibawa masuk.
Selama bulan Juni saja ada kurang lebih 18 ribu ekor sapi yang sudah dikirim ke luar NTT, seperti Jabodetabek, Kalimantan dan juga Sulawesi.
NTT sendiri dinilai sebagai provinsi di Indonesia Timur yang mampu memenuhi pasokan sapi untuk sejumlah daerah di Indonesia jelang hari raya kurban 1443 Hijriah pada 9 Juli mendatang.
Irjen Kementan Jan Samuel Maringka dalam kunjungan kerjanya ke Kupang pekan lalu mengatakan bahwa NTT menjadi provinsi yang kini sangat dibutuhkan untuk memasok sapi, khususnya untuk kebutuhan Idul Adha.
Baca juga: Badan Karantina Pertanian tekankan biosekuriti cegah PMK
Pasalnya sejumlah daerah pemasok sapi kini sudah terpapar kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan yang kini jumlah provinsi yang terpapar terus bertambah dan menurut informasi terakhir ada 19 provinsi yang sudah terpapar PMK.
Baca juga: 19.576 ekor ternak bebas PMK dikirim dari Pulau Flores
"Ini menunjukkan bahwa kita tidak perlu khawatir lagi karena NTT ada untuk Indonesia," tambah dia.
"Sampai dengan saat ini NTT masih aman dengan PMK. Kami selalu mencegah penyebarannya dengan patroli rutin jika ada kapal yang masuk ke wilayah NTT," kata Kepala Balai Karantina Pertanian I Kupang Yulius Umbu H di Kupang, Selasa, (28/6/2022).
Ia mengatakan bahwa berbagai upaya terus dilakukan sehingga NTT tetap terus aman dari kasus PMK ini, karena NTT saat ini menjadi pemasok sapi terbanyak ke beberapa provinsi di NTT.
Sampai dengan pekan kemarin kasus PMK sendiri sudah menyebar sampai ke 19 provinsi di NTT. Wilayah terdekat dengan NTT, NTB juga sudah mulai terpapar PMK sehingga kiriman dari daerah itu juga tidak bisa dilakukan.
"Kalau satu kasus saja ditemukan ada di NTT, maka otomatis pengiriman sapi dari NTT akan distop," tambah dia.
Berbagai makanan bawaan dari daging hewan berkuku belah seperti sapi, babi dan kambing dilarang masuk ke NTT. Karena itu sosis dari Timor Leste tetap tidak boleh dibawa masuk.
Selama bulan Juni saja ada kurang lebih 18 ribu ekor sapi yang sudah dikirim ke luar NTT, seperti Jabodetabek, Kalimantan dan juga Sulawesi.
NTT sendiri dinilai sebagai provinsi di Indonesia Timur yang mampu memenuhi pasokan sapi untuk sejumlah daerah di Indonesia jelang hari raya kurban 1443 Hijriah pada 9 Juli mendatang.
Irjen Kementan Jan Samuel Maringka dalam kunjungan kerjanya ke Kupang pekan lalu mengatakan bahwa NTT menjadi provinsi yang kini sangat dibutuhkan untuk memasok sapi, khususnya untuk kebutuhan Idul Adha.
Baca juga: Badan Karantina Pertanian tekankan biosekuriti cegah PMK
Pasalnya sejumlah daerah pemasok sapi kini sudah terpapar kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan yang kini jumlah provinsi yang terpapar terus bertambah dan menurut informasi terakhir ada 19 provinsi yang sudah terpapar PMK.
Baca juga: 19.576 ekor ternak bebas PMK dikirim dari Pulau Flores
"Ini menunjukkan bahwa kita tidak perlu khawatir lagi karena NTT ada untuk Indonesia," tambah dia.