Labuan Bajo (ANTARA) - Sejumlah perusahaan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara berkolaborasi dalam Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mengajak warga Desa Batu Cermin, Labuan Bajo peduli lingkungan melalui Program Pengelolaan Sampah Terintegrasi di Manggarai Barat, NTT.
"Kegiatan ini merupakan amanah dari Kementerian BUMN dalam rangka memajukan destinasi wisata super prioritas Labuan Bajo," kata Perwakilan Kolaborasi TJSL BUMN Agus Muharram dari PT Taspen (Persero) di Labuan Bajo, Selasa, (26/7/2022).
Kegiatan Kolaborasi TJSL BUMN itu berlangsung di Kantor Desa Batu Cermin yang dimulai dengan sosialisasi pemilahan sampah dan manfaat bank sampah.
Kegiatan itu melibatkan empat perusahaan di bawah Kementerian BUMN yakni PT Pegadaian (Persero), PT Bank Mandiri Tbk, PT Taspen (Persero), dan PT Pelabuhan Indonesia.
Selain memberikan sosialisasi, tim juga berkunjung ke kios dan pasar di dusun dalam wilayah Desa Batu Cermin serta kunjungan ke desa/kelurahan penyangga. Dalam kunjungan itu, tim dan warga berdiskusi terkait manajemen pengelolaan sampah di wilayah tersebut.
Agus Muharram pun berharap, Program Pengelolaan Sampah Terintegrasi di Labuan Bajo itu dapat berdampak baik bagi lingkungan.
Dalam sosialisasi itu, Tim Kolaborasi TJSL BUMN menjelaskan bahwa sampah memiliki nilai ekonomis jika dipilah dengan baik. Sampah yang telah dipilah dapat dibawa ke Bank Sampah dan ditabung menjadi tabungan emas.
Ketua Pengelola Bank Sampah Batu Cermin Hendrikus Angkut (49) mengatakan terdapat 67 nasabah dari Bank Sampah dengan 38 nasabah yang selalu aktif menabung. Sejak dia mengelola Bank Sampah dari Oktober 2021, jumlah sampah yang telah terkumpul pada bank sampah sebanyak tiga ton.
Untuk terlibat menjadi nasabah Bank Sampah, pihaknya selalu turun menyosialisasikan manfaat sampah yang bisa bernilai ekonomis. Jika ada warga yang ingin menjadi nasabah, pihaknya akan menitipkan dua jenis karung untuk memisahkan sampah organik dan sampah non organik.
Dia menegaskan bahwa Bank Sampah bukanlah tempat untuk mengumpulkan sampah.
Sampah yang dia jemput tersebut tentunya harus sudah dipilah dengan bersih dan kering dari rumah tangga sehingga mudah untuk dijual kembali. Bank Sampah itu memiliki tiga jenis alat yakni mesin pupuk organik, mesin cacah, dan mesin press sampah.
Adapun Bank Sampah itu merupakan bantuan dari PT Pegadaian (Persero) untuk membantu masyarakat dalam memilah sampah dan menjadikan sampah bernilai ekonomis di Desa Batu Cermin.
Baca juga: KLHK: Optimalkan TPA Warloka atasi masalah sampah Labuan Bajo
Kepala Desa Batu Cermin Sebastianus Ba'a menyampaikan terima kasih atas dukungan dari BUMN untuk peningkatan ekonomi masyarakatnya melalui pengelolaan sampah.
Baca juga: BPOLBF kawal pemanfaatan mesin pengelola sampah plastik
"Dengan hadirnya Bank Sampah ini sampah rumah tangga bisa dijual di sini," dia berharap.
"Kegiatan ini merupakan amanah dari Kementerian BUMN dalam rangka memajukan destinasi wisata super prioritas Labuan Bajo," kata Perwakilan Kolaborasi TJSL BUMN Agus Muharram dari PT Taspen (Persero) di Labuan Bajo, Selasa, (26/7/2022).
Kegiatan Kolaborasi TJSL BUMN itu berlangsung di Kantor Desa Batu Cermin yang dimulai dengan sosialisasi pemilahan sampah dan manfaat bank sampah.
Kegiatan itu melibatkan empat perusahaan di bawah Kementerian BUMN yakni PT Pegadaian (Persero), PT Bank Mandiri Tbk, PT Taspen (Persero), dan PT Pelabuhan Indonesia.
Selain memberikan sosialisasi, tim juga berkunjung ke kios dan pasar di dusun dalam wilayah Desa Batu Cermin serta kunjungan ke desa/kelurahan penyangga. Dalam kunjungan itu, tim dan warga berdiskusi terkait manajemen pengelolaan sampah di wilayah tersebut.
Agus Muharram pun berharap, Program Pengelolaan Sampah Terintegrasi di Labuan Bajo itu dapat berdampak baik bagi lingkungan.
Dalam sosialisasi itu, Tim Kolaborasi TJSL BUMN menjelaskan bahwa sampah memiliki nilai ekonomis jika dipilah dengan baik. Sampah yang telah dipilah dapat dibawa ke Bank Sampah dan ditabung menjadi tabungan emas.
Ketua Pengelola Bank Sampah Batu Cermin Hendrikus Angkut (49) mengatakan terdapat 67 nasabah dari Bank Sampah dengan 38 nasabah yang selalu aktif menabung. Sejak dia mengelola Bank Sampah dari Oktober 2021, jumlah sampah yang telah terkumpul pada bank sampah sebanyak tiga ton.
Untuk terlibat menjadi nasabah Bank Sampah, pihaknya selalu turun menyosialisasikan manfaat sampah yang bisa bernilai ekonomis. Jika ada warga yang ingin menjadi nasabah, pihaknya akan menitipkan dua jenis karung untuk memisahkan sampah organik dan sampah non organik.
Dia menegaskan bahwa Bank Sampah bukanlah tempat untuk mengumpulkan sampah.
Sampah yang dia jemput tersebut tentunya harus sudah dipilah dengan bersih dan kering dari rumah tangga sehingga mudah untuk dijual kembali. Bank Sampah itu memiliki tiga jenis alat yakni mesin pupuk organik, mesin cacah, dan mesin press sampah.
Adapun Bank Sampah itu merupakan bantuan dari PT Pegadaian (Persero) untuk membantu masyarakat dalam memilah sampah dan menjadikan sampah bernilai ekonomis di Desa Batu Cermin.
Baca juga: KLHK: Optimalkan TPA Warloka atasi masalah sampah Labuan Bajo
Kepala Desa Batu Cermin Sebastianus Ba'a menyampaikan terima kasih atas dukungan dari BUMN untuk peningkatan ekonomi masyarakatnya melalui pengelolaan sampah.
Baca juga: BPOLBF kawal pemanfaatan mesin pengelola sampah plastik
"Dengan hadirnya Bank Sampah ini sampah rumah tangga bisa dijual di sini," dia berharap.