Kupang (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) jadikan Kota Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, NTT sebagai lokasi percontohan (pilot project) dari program kampung nelayan Pelni.
Direktur SDM dan Umum PELNI Rainoc di Larantuka, Flores Timur Senin (22/8) mengatakan bahwa ditunjuknya Larantuka sebagai lokasi pilot project program Kampung Nelayan PELNI karena Larantuka daerah yang disinggahi oleh kapal PELNI, yaitu KM Umsini dan KM Lambelu serta satu kapal tol laut, KM Kendhaga Nusantara 7.
"Diharapkan program ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi kelompok nelayan khususnya di Larantuka dengan melakukan pengolahan dari hasil tangkapan nelayan," katanya usai meresmikan Program Kampung Nelayan Pelni di Larantuka.
Rainoc mengatakan bahwa program Kampung Nelayan itu merupakan salah satu program prioritas tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PELNI yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Disamping itu juga, ujar dia program Kampung Nelayan merupakan salah satu creating shared value yang dilakukan oleh PT PELNI dalam mendukung kesuksesan pelaksanaan program sustainable development goals.
Baca juga: PELNI bagikan ratusan jaket pelampung untuk pelayaran rakyat di NTT
Baca juga: Pelni Kupang prediksi puncak arus mudik pada 30 April 2022
Hal ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan Menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Ia mengatakan bahwa dalam beroperasi, Pelni berkomitmen mengedepankan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bimbingan, bantuan fasilitas maupun edukasi.
Pelni khususnya memberikan perhatian bagi masyarakat di daerah operasional Pelni, termasuk wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan melalui program TJSL.
"Semoga kehadiran Kampung Nelayan yang dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi masyarakat Larantuka," ungkap Rainoc.
Pada kesempatan yang sama juga PELNI menyerahkan kapal Jukung kepada nelayan setempat, untuk membantu kegiatan nelayan mengingat kapal tersebut mampu mengangkut ikan sebanyak 5 hingga 7 ton.
Direktur SDM dan Umum PELNI Rainoc di Larantuka, Flores Timur Senin (22/8) mengatakan bahwa ditunjuknya Larantuka sebagai lokasi pilot project program Kampung Nelayan PELNI karena Larantuka daerah yang disinggahi oleh kapal PELNI, yaitu KM Umsini dan KM Lambelu serta satu kapal tol laut, KM Kendhaga Nusantara 7.
"Diharapkan program ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi kelompok nelayan khususnya di Larantuka dengan melakukan pengolahan dari hasil tangkapan nelayan," katanya usai meresmikan Program Kampung Nelayan Pelni di Larantuka.
Rainoc mengatakan bahwa program Kampung Nelayan itu merupakan salah satu program prioritas tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PELNI yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Disamping itu juga, ujar dia program Kampung Nelayan merupakan salah satu creating shared value yang dilakukan oleh PT PELNI dalam mendukung kesuksesan pelaksanaan program sustainable development goals.
Baca juga: PELNI bagikan ratusan jaket pelampung untuk pelayaran rakyat di NTT
Baca juga: Pelni Kupang prediksi puncak arus mudik pada 30 April 2022
Hal ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan Menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Ia mengatakan bahwa dalam beroperasi, Pelni berkomitmen mengedepankan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bimbingan, bantuan fasilitas maupun edukasi.
Pelni khususnya memberikan perhatian bagi masyarakat di daerah operasional Pelni, termasuk wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan melalui program TJSL.
"Semoga kehadiran Kampung Nelayan yang dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi masyarakat Larantuka," ungkap Rainoc.
Pada kesempatan yang sama juga PELNI menyerahkan kapal Jukung kepada nelayan setempat, untuk membantu kegiatan nelayan mengingat kapal tersebut mampu mengangkut ikan sebanyak 5 hingga 7 ton.