Kupang (ANTARA) - Lembaga Unicef perwakilan Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat meminta para guru lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk menanamkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Perilaku yang baik dalam penerapan PHBS pada anak harus mulai terbentuk sejak dini terutama pada saat anak masuk pada lembaga PAUD sehingga penting memberikan pemahaman tentang PHBS pada anak sejak usia dini," kata Spesialis Perwakilan UNICEF NTT dan NTB Rostia La Ode dalam kegiatan pelatihan air, sanitasi dan kebersihan (wash) dan promosi PHBS, Rabu, (28/9/2022).
Kegiatan dilaksanakan bagi guru PAUD Kota kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan yang diikuti 75 orang guru PAUD.
Ia mengatakan terdapat tiga hal yang perlu dilakukan para guru dalam memberikan pendidikan PHBS bagi anak-anak pertama berbagi dan belajar bersama yaitu membiasakan PHBS yang baiknya tidak hanya diterapkan di PAUD tetapi dapat diteruskan dari anak ke orang tua serta dari anak ke lingkungan.
Menurut Rostia La Ode berikutnya PHBS tidak bisa terjadi jika tidak didukung ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai di setiap lembaga pendidikan PAUD.
"Kita harus bisa memastikan adanya sarana dan prasarana di PAUD kita masing-masing dalam mendukung penerapan PHBS pada anak secara maksimal," tegasnya.
Selain itu ketiga menurut dia untuk cuci tangan tidak harus mesti dari wastafel tetapi juga bisa gunakan dari kearifan lokal yang dapat dikembangkan dan digunakan sendiri.
"Yang terpenting bisa digunakan sesuai kebutuhan kita saja sehingga para siswa memiliki kebiasaan dalam penerapan PHBS secara baik dan benar," katanya.
Sementara itu Kepala Seksi Sanitasi Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Helena P Tomasowa mengatakan melalui penerapan PHBS yang dilakukan sejak berada di lembaga PAUD maka bisa terwujud tumbuh kembang anak yang sehat dan cerdas.
"Hal itu sesuai harapan pemerintah untuk mewujudkan NTT bangkit menuju sejahtera bisa tercapai," kata Helena P Tomasowa.
Ia berharap melalui pelatihan itu para anak-anak PAUD di Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kebiasaan prilaku hidup sehat yang sudah dipelajari sehingga bisa terwujud anak-anak yang sehat.
Menurut dia saat ini terdapat 3.000 lembaga PAUD di NTT dan baru 75 PAUD yang ikut dalam kegiatan pelatihan ini sehingga diharapkan menjadi PAUD model bagi lembaga PAUD di NTT dalam penerapan PHBS di sekolah.
Baca juga: BPMP NTT : Guru penentu kualitas pendidikan siswa
Baca juga: Unicef: Pandemi COVID-19 berdampak pada pertumbuhan anak usia dini
"Perilaku yang baik dalam penerapan PHBS pada anak harus mulai terbentuk sejak dini terutama pada saat anak masuk pada lembaga PAUD sehingga penting memberikan pemahaman tentang PHBS pada anak sejak usia dini," kata Spesialis Perwakilan UNICEF NTT dan NTB Rostia La Ode dalam kegiatan pelatihan air, sanitasi dan kebersihan (wash) dan promosi PHBS, Rabu, (28/9/2022).
Kegiatan dilaksanakan bagi guru PAUD Kota kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan yang diikuti 75 orang guru PAUD.
Ia mengatakan terdapat tiga hal yang perlu dilakukan para guru dalam memberikan pendidikan PHBS bagi anak-anak pertama berbagi dan belajar bersama yaitu membiasakan PHBS yang baiknya tidak hanya diterapkan di PAUD tetapi dapat diteruskan dari anak ke orang tua serta dari anak ke lingkungan.
Menurut Rostia La Ode berikutnya PHBS tidak bisa terjadi jika tidak didukung ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai di setiap lembaga pendidikan PAUD.
"Kita harus bisa memastikan adanya sarana dan prasarana di PAUD kita masing-masing dalam mendukung penerapan PHBS pada anak secara maksimal," tegasnya.
Selain itu ketiga menurut dia untuk cuci tangan tidak harus mesti dari wastafel tetapi juga bisa gunakan dari kearifan lokal yang dapat dikembangkan dan digunakan sendiri.
"Yang terpenting bisa digunakan sesuai kebutuhan kita saja sehingga para siswa memiliki kebiasaan dalam penerapan PHBS secara baik dan benar," katanya.
Sementara itu Kepala Seksi Sanitasi Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Helena P Tomasowa mengatakan melalui penerapan PHBS yang dilakukan sejak berada di lembaga PAUD maka bisa terwujud tumbuh kembang anak yang sehat dan cerdas.
"Hal itu sesuai harapan pemerintah untuk mewujudkan NTT bangkit menuju sejahtera bisa tercapai," kata Helena P Tomasowa.
Ia berharap melalui pelatihan itu para anak-anak PAUD di Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kebiasaan prilaku hidup sehat yang sudah dipelajari sehingga bisa terwujud anak-anak yang sehat.
Menurut dia saat ini terdapat 3.000 lembaga PAUD di NTT dan baru 75 PAUD yang ikut dalam kegiatan pelatihan ini sehingga diharapkan menjadi PAUD model bagi lembaga PAUD di NTT dalam penerapan PHBS di sekolah.
Baca juga: BPMP NTT : Guru penentu kualitas pendidikan siswa
Baca juga: Unicef: Pandemi COVID-19 berdampak pada pertumbuhan anak usia dini