Kupang (AntaraNews NTT) - Bupati Nagekeo Elias Djo mengimbau kepada warganya untuk tetap waspada terhadap bencana tanah longsor dan banjir selama salah satu kabupaten di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur itu sedang dilanda cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
"Kami terus mengimbau masyarakat di daerah ini untuk waspada terhadap bahaya banjir selama musim hujan. Masyarakat perlu mewaspadai banjir dan tanah longsor karena curah hujan sudah mulai tinggi," katanya kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (14/11) pagi.
Ia mengatakan, peringatan dini pemerintah dilakukan menyusul banyaknya penduduk di wilayah itu yang bermukim di bantaran kali dan daerah rawan bencana tanah longsor.
Menurut Elias, hujan dengan intensitas lebat disertai angin kencang mulai melanda daerah itu sehingga perlu diwaspadai terjadinya bencana alam seperti yang telah menimpa warga Desa Salalejo Timur, Kecamatan Maupunggo pada Senin (12/11).
Ia mengatakan, beberapa desa di Kecamatan Mauponggo masuk dalam kawasan rawan bencana alam tanah longsor serta banjir.
"Ada beberapa lokasi di Kecamatan Maupunggo masuk daerah rawan bencana tanah longsor karena penduduknya bermukim pada lereng bukit yang rawan longsor. Kami telah mengimbau warga untuk selalu waspada selama musim hujan berlangsung," ujarnya.
Baca juga: Distribusikan bantuan untuk korban tanah longsor di Nagekeo
Ia mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang melanda daerah itu awal November 2018 mengakibatkan tiga korban meninggal tertimbun tanah lonsor.
Pemerintah berharap masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman apabila mengetahui adanya tanda-tanda akan terjadi bencana alam tanah longsor maupun banjir.
"Apabila mengetahui adanya gejala akan terjadinya tanah longsor maupun banjir supaya segera mengungsi ketempat yang lebih aman sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," tegasnya.
Dikatakannya, pemerintah sudah memasang rambu-rampu peringatan dini di lokasi-lokasi rawan bencana sehingga dapat diketahui masyarakat daerah itu.
"Kami sudah memasang rambu-rambu jalur evakuasi untuk memudahkan masyarakat guna menyelamatkan diri menuju tempat yang aman apabila terjadi bencana alam," kata Elias Djo.
Baca juga: BPBD NTT data kerugian akibat longsor di Nagekeo
Baca juga: Tiga orang meninggal akibat tertimbun longsor di Nagekeo
"Kami terus mengimbau masyarakat di daerah ini untuk waspada terhadap bahaya banjir selama musim hujan. Masyarakat perlu mewaspadai banjir dan tanah longsor karena curah hujan sudah mulai tinggi," katanya kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (14/11) pagi.
Ia mengatakan, peringatan dini pemerintah dilakukan menyusul banyaknya penduduk di wilayah itu yang bermukim di bantaran kali dan daerah rawan bencana tanah longsor.
Menurut Elias, hujan dengan intensitas lebat disertai angin kencang mulai melanda daerah itu sehingga perlu diwaspadai terjadinya bencana alam seperti yang telah menimpa warga Desa Salalejo Timur, Kecamatan Maupunggo pada Senin (12/11).
Ia mengatakan, beberapa desa di Kecamatan Mauponggo masuk dalam kawasan rawan bencana alam tanah longsor serta banjir.
"Ada beberapa lokasi di Kecamatan Maupunggo masuk daerah rawan bencana tanah longsor karena penduduknya bermukim pada lereng bukit yang rawan longsor. Kami telah mengimbau warga untuk selalu waspada selama musim hujan berlangsung," ujarnya.
Baca juga: Distribusikan bantuan untuk korban tanah longsor di Nagekeo
Ia mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang melanda daerah itu awal November 2018 mengakibatkan tiga korban meninggal tertimbun tanah lonsor.
Pemerintah berharap masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman apabila mengetahui adanya tanda-tanda akan terjadi bencana alam tanah longsor maupun banjir.
"Apabila mengetahui adanya gejala akan terjadinya tanah longsor maupun banjir supaya segera mengungsi ketempat yang lebih aman sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," tegasnya.
Dikatakannya, pemerintah sudah memasang rambu-rampu peringatan dini di lokasi-lokasi rawan bencana sehingga dapat diketahui masyarakat daerah itu.
"Kami sudah memasang rambu-rambu jalur evakuasi untuk memudahkan masyarakat guna menyelamatkan diri menuju tempat yang aman apabila terjadi bencana alam," kata Elias Djo.
Baca juga: BPBD NTT data kerugian akibat longsor di Nagekeo
Baca juga: Tiga orang meninggal akibat tertimbun longsor di Nagekeo