Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur telah mengerahkan timnya untuk mendata kerugian akibat bencana tanah longsor di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores.
"Tim baru melakukan pendataan pada Selasa (13/11). Tim tersebar di beberapa titik yang dilaporkan mengalami longsor," kata Kepala BPBD Provinsi NTT Tini Thadeus kepada Antara di Kupang, Selasa (13/11), terkait kerugian akibat bencana tanah longsor.
Bencana tanah longsor yang terjadi di Nagekeo pada Senin, (12/11) pagi menyebabkan tiga warga meninggal dunia karena tertimbun longsor, dan sejumlah rumah dilaporkan rusak.
Dia mengatakan, berdasarkan laporan awal, hanya ada empat rumah yang tertimbun longsor, tetapi karena longsor terjadi juga pada lima titik lainnya di daerah itu, maka tim masih harus melakukan pendataan.
"Kami menerima laporan bahwa ada longsor pada lima titik di Desa Boawae dan Nangaroro serta Desa Mamuri. Tim sudah menuju ke lokasi," katanya.
Mengenai korban, dia mengatakan, tidak ada korban jiwa, tetapi kemungkinan ada bangunan rumah yang rusak tertimbun longsor.
Baca juga: Satu keluarga di Nagekeo tertimbun longsor
"Longsor terjadi pada pagi hari, saat warga sudah bangun dari tidur, sehingga tidak ada korban, kecuali di Desa Selorejo Timur," kata Tini.
Dia juga mengimbau warga, terutama yang bermukim di kawasan yang mudah longsor untuk selalu waspada, terutama pada saat musim hujan karena sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa.
Selain itu, warga yang ada di daerah aliran sungai (DAS) juga harus tetap waspada, karena hujan deras yang berlangsung lama dapat menimbulkan luapan air dari sungai, dan dapat membahayakan keselamatan jiwa warga.
Berdasarkan laporan BMKG, hujan deras disertai angin kencang masih akan berlangsung pada beberapa hari ke depan.
Baca juga: Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap bencana Hidrometeorologi
"Tim baru melakukan pendataan pada Selasa (13/11). Tim tersebar di beberapa titik yang dilaporkan mengalami longsor," kata Kepala BPBD Provinsi NTT Tini Thadeus kepada Antara di Kupang, Selasa (13/11), terkait kerugian akibat bencana tanah longsor.
Bencana tanah longsor yang terjadi di Nagekeo pada Senin, (12/11) pagi menyebabkan tiga warga meninggal dunia karena tertimbun longsor, dan sejumlah rumah dilaporkan rusak.
Dia mengatakan, berdasarkan laporan awal, hanya ada empat rumah yang tertimbun longsor, tetapi karena longsor terjadi juga pada lima titik lainnya di daerah itu, maka tim masih harus melakukan pendataan.
"Kami menerima laporan bahwa ada longsor pada lima titik di Desa Boawae dan Nangaroro serta Desa Mamuri. Tim sudah menuju ke lokasi," katanya.
Mengenai korban, dia mengatakan, tidak ada korban jiwa, tetapi kemungkinan ada bangunan rumah yang rusak tertimbun longsor.
Baca juga: Satu keluarga di Nagekeo tertimbun longsor
"Longsor terjadi pada pagi hari, saat warga sudah bangun dari tidur, sehingga tidak ada korban, kecuali di Desa Selorejo Timur," kata Tini.
Dia juga mengimbau warga, terutama yang bermukim di kawasan yang mudah longsor untuk selalu waspada, terutama pada saat musim hujan karena sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa.
Selain itu, warga yang ada di daerah aliran sungai (DAS) juga harus tetap waspada, karena hujan deras yang berlangsung lama dapat menimbulkan luapan air dari sungai, dan dapat membahayakan keselamatan jiwa warga.
Berdasarkan laporan BMKG, hujan deras disertai angin kencang masih akan berlangsung pada beberapa hari ke depan.
Baca juga: Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap bencana Hidrometeorologi