Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menjelang akhir pekan menguat tajam dipicu data inflasi Amerika Serikat yang di bawah estimasi.
Rupiah ditutup menguat 199 poin atau 1,26 persen ke posisi Rp15.694 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.695 per dolar AS.
"Faktor utama penguatan rupiah hari ini adalah pelemahan tajam pada dolar AS setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan semakin menambah ekspektasi pasar bahwa The Fed sudah mendekati akhir dari kenaikan suku bunga yang agresif," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Jumat, (11/11/2022).
Dolar terkoreksi di sesi Asia pada Jumat sore setelah aksi jual tajam semalam ketika data inflasi AS datang lebih dingin dari yang diperkirakan, yang meningkatkan harapan pasar bahwa puncak dari harga konsumen itu dapat meredam kampanye pengetatan moneter agresif The Federal Reserve.
Data inflasi yang dirilis di AS menunjukkan bahwa indeks harga konsumen naik 7,7 persen (yoy) pada Oktober, kenaikan terkecil sejak Januari dan di bawah perkiraan kenaikan 8 persen (yoy).
Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS merosot lebih dari 2 persen semalam, terbesar dalam lebih dari satu dekade. Indeks turun 0,22 persen pada 107,86 pada Jumat.
Dana Fed berjangka menunjukkan bahwa pasar memperkirakan peluang 71,5 persen untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin dan peluang 28,5 persen untuk kenaikan 75 basis poin pada pertemuan Fed Desember mendatang, dibandingkan dengan peluang yang hampir merata seminggu yang lalu.
"Data domestik sepekan ini seperti PDB dan penjualan ritel yang kuat, juga mendukung rupiah," ujar Lukman.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh tinggi pada triwulan III 2022, yakni 5,72 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) atau lebih tinggi dari triwulan II 2022 yang sebesar 5,45 persen (yoy).
Tren pertumbuhan ekonomi secara tahunan meningkat secara persisten selama empat kuartal berturut-turut, dengan tumbuh di atas 5 persen sejak triwulan IV 2021.
Sementara itu, pada September 2022, pertumbuhan penjualan eceran tercatat tetap kuat. Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2022 yang sebesar 198,1, atau tumbuh 4,56 persen (yoy).
Kinerja penjualan eceran diperkirakan tetap kuat pada Oktober 2022 yang tercermin dari prakiraan IPR Oktober 2022 sebesar 204,3, atau tumbuh positif sebesar 4,51 persen (yoy).
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.557 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.396 per dolar AS hingga Rp15.565 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp15.493 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.701 per dolar AS.
Baca juga: IHSG melesat kembali ke atas level 7.000
Baca juga: Rupiah melemah seiring masih tingginya penguatan dolar Amerika Serikat
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat tajam dipicu data inflasi AS di bawah estimasi
Rupiah jelang akhir pekan menguat tajam
...Faktor utama penguatan rupiah hari ini adalah pelemahan tajam pada dolar AS setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan semakin menambah ekspektasi pasar bahwa The Fed sudah mendekati akhir dari kenaikan suku bunga yang agresif