Resensi Film - Meneguhkan keyakinan lewat film "Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang"

id Resensi film,Film Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang Oleh Adimas Raditya Fahky P

Resensi Film  - Meneguhkan keyakinan lewat film "Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang"

Tangkapan layar film Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang (JJJLP) karya Sutradara Angga Dwimas Sasongko. (Visinema Pictures)

...Pada fase akhir masa kuliah yang dijalani di London, Aurora menemukan seorang tambatan hati yang memiliki visi yang sejalan dengannya, Jem (Ganindra Bimo)
Jakarta (ANTARA) - Sutradara Angga Dwimas Sasongko lewat film "Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang" (JJJLP) menampilkan secara apik kisah kehidupan perantau bernama Aurora (Sheila Dara) di Kota London, Inggris, dalam meraih mimpi dan masa depannya.

Pada fase akhir masa kuliah yang dijalani di London, Aurora menemukan seorang tambatan hati yang memiliki visi yang sejalan dengannya, Jem (Ganindra Bimo).

Jem merupakan alumni kampus yang sama dengan Aurora. Keduanya juga sama-sama berasal dari Indonesia.

Seniman baru yang sedang naik daun itu membuat kehidupan Aurora terasa sempurna dan penuh gairah.

Sampai kemudian ia menemukan sisi lain Jem yang terpaksa membuat Aurora mengorbankan kuliah serta meninggalkan mimpinya begitu saja.

Pada awalnya, kesamaan visi dan passion antara Aurora dan Jem membuat mereka memutuskan tinggal bersama di sebuah studio untuk mengerjakan proyek karya seni.

Namun demikian, karakter Jem yang ambisius dan temperamental terkadang membuat keduanya harus berdebat satu sama lain.

Puncaknya, Jem merasa gagal ketika ia tidak mendapat pembeli atas karyanya pada sebuah pameran.

Kondisi itu diperburuk oleh Aurora yang terus dihubungi oleh Ayahnya di Indonesia, sehingga Jem merasa tidak mendapatkan empati dan perhatian dari Aurora, usai kegagalan di pameran tersebut.

Ketidaksepahaman itu membuat Jem marah dan membanting ponsel serta karya milik Aurora.

Hatinya hancur, Aurora memilih untuk memutuskan hubungan dengan Jem dan pergi dari studio.

Dalam masa sulitnya, Aurora dibantu kedua sahabatnya, yaitu Honey (Lutesha Sadhewa) dan Kit (Jerome Kurnia) untuk tinggal bersama di apartemen mereka.

Honey yang juga orang Indonesia, merupakan sosok pekerja keras yang sudah dianggap kakak oleh Aurora semenjak dia menetap di London.

Dia memiliki teman bernama Kit, laki-laki keturunan Jerman-Thailand yang sama-sama bekerja keras dalam meraih mimpinya di London.

Kesibukan Aurora untuk bertahan hidup dan mengupayakan kembali kuliahnya dengan bekerja serabutan membuatnya putus kontak dengan keluarga.

Dua bulan tanpa kabar, kakak dan adik Aurora yang berada di Indonesia, yakni Angkasa (Rio Dewanto) dan Awan (Rachel Amanda) memutuskan untuk menyusul ke London.

Angkasa dan Awan terkejut dengan kondisi Aurora yang berantakan.

Ditambah kenyataan bahwa ia mengubur mimpi-mimpi yang terpaksa hancur akibat kekerasan mental yang dilakukan Jem padanya. Angkasa dan Awan membujuk Aurora untuk pulang ke Indonesia.

Alih-alih menuruti permintaan keluarganya untuk pulang, Aurora menolak dengan alasan ia sanggup untuk bertahan hidup dan menyelesaikan studinya.

Kenyataan ini tentu tidak membuat Angkasa berdiam diri. Tanpa sepengetahuan Aurora, ia menelusuri circle di mana adiknya biasanya bergaul dan berinteraksi selama di London.

Lewat bantuan Kit, Angkasa mencari tahu keberadaan Jem yang dianggap paling bertanggung jawab atas kondisi Aurora saat ini.

Tanpa meminta klarifikasi sebelumnya, Angkasa menghajar Jem pada saat bertemu di sebuah tempat. Hal ini membuat Angkasa terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian, yang menahannya di kantor polisi karena tuntutan hukum oleh Jem.

Pada saat kondisi semakin rumit, Aurora juga terpaksa menuruti keinginan Jem untuk kembali menerima menjadi kekasih sekaligus tinggal bersama lagi, sebagai syarat agar Angkasa dibebaskan dari tuntutan hukum.

Tidak hanya keluarganya, Honey dan Kit memandang bahwa Aurora selayaknya hidup tenang dan bahagia tanpa toxic relationship bersama Jem.

Jem dinilai intimidatif dengan memanfaatkan hubungannya bersama Aurora.

Namun usaha Honey dan Kit untuk melarang Aurora kembali tinggal bersama Jem ternyata sia-sia.

Dalam film ini, Aurora dan Jem terlihat seperti memiliki kesamaan latar belakang, yakni tekanan batin yang disebabkan oleh keluarga, khususnya dari orang tua.

Jem ingin lepas dari bayang-bayang nama besar ayahnya yang merupakan seniman terkenal di Indonesia. Beban mental itu berusaha ia hindari agar lebih bebas dalam berkarya.

Sementara itu, Aurora sebagai anak tengah di keluarganya merasa seumur hidupnya kurang mendapat perhatian.

Aurora merasa kakak dan adiknya yang paling disayangi ayahnya, namun berubah saat dia berkuliah di London.


Baca juga: Artikel - Kisah pembobolan bank paling rumit dalam Way Down

Berlatar sebuah atap bangunan dengan pemandangan kota London, Aurora menjelaskan perasaannya kepada dua saudaranya, Angkasa dan Awan.

Hingga akhirnya semuanya sadar bahwa mimpi, jalan hidup, dan ambisi setiap manusia memang berbeda-beda.

Aurora menganggap London dengan segala yang telah ia lalui, meskipun kadang pahit, adalah rumah baginya.

Ia juga meyakini bahwa London adalah tempatnya untuk selalu "pulang".

Pelajaran tentang kedewasaan dan menghargai pilihan hidup dalam film ini ditunjukkan oleh sikap Angkasa, Awan, Honey, dan Kit yang akhirnya menerima keputusan Aurora untuk tetap tinggal di London bersama Jem.

Baca juga: Menyelami rasa takut dalam film Paranoia

Angkasa dan Awan memutuskan pulang ke Tanah Air dengan bersepakat akan menjelaskan kondisi Aurora baik-baik saja kepada ayahnya.

Jem mendapatkan kesempatan untuk kembali memamerkan karyanya di tahun berikutnya, sekaligus membuka peluang untuk menjadikannya seniman besar.

Sementara Aurora, yang didukung oleh kedua sahabatnya, terus berusaha menggapai mimpi-mimpi besarnya.

Di akhir cerita, Aurora berhasil mendapatkan semacam beasiswa pendidikan untuk melanjutkan studinya.

Di saat yang sama ia sibuk untuk melanjutkan proyek karya seni yang sempat tertunda.

"Aurora Borealis" sebuah fenomena alam yang menghasilkan pancaran cahaya yang menyala-nyala dan menari-nari di langit malam menjadi karya terbesarnya.

Film JJJLP dijadwalkan tayang di bioskop mulai 2 Februari 2023.
Tangkapan layar film Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang (JJJLP) karya Sutradara Angga Dwimas Sasongko. (Visinema Pictures)





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Meneguhkan keyakinan lewat film "Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang"