Mendagri: Sampai kapan pun Indonesia tidak akan punah

id Mendagri

Mendagri: Sampai kapan pun Indonesia tidak akan punah

Mendagri Tjahjo Kumolo (keempat kiri) menggenakan pakaian adat dari Rote Ndao saat menghadiri acara peringatan HUT NTT ke-60 di Kupang, Kamis (20/12). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha).

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak akan punah seperti anggapan pihak tertentu yang menyebar luas di masyarakat.
Kupang (ANTARA News NTT) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak akan punah seperti anggapan pihak tertentu yang menyebar luas di masyarakat.

"Sampai kapan pun NKRI ini tidak akan punah. Sampai kiamat pun tidak akan punah," kata Mendagri saat menghadiri HUT ke-60 Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang, Kamis (20/12).

Ia menyampaikan hal itu dalam sidang paripurna istimewa pemerintah provinsi bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat dalam menyambut HUT tersebut.

Dalam pidatonya, Tjahjo menyinggung terkait adanya anggapan yang dikemukakan dalam kampanye politik pihak tertentu bahwa negara Indonesia akan punah.

"Bukan karena penyataan seseorang bahwa NKRI akan punah, tidak. NKRI harus tetap dipertahankan oleh siapapun yang memimpin negara ini," katanya.

Ia mengatakan, saat ini Pemerintah sedang berupaya menyukseskan proses dan tahapan konsolidasi demokrasi menyambut pemilihan umum (Pemilu) pada 2019.

Untuk itu, ia juga mengajak semua pihak agar berani melawan kampanye-kampanye politik yang berpotensi menimbulkan perpecahan bangsa.

"Mari kita lawan kampanye yang menyampaikan ujaran kebencian, fitnah, menyinggung SARA, mengancam demokrasi, kemajemukan dan kebhinnekaan bangsa serta Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Mari kita arahkan," katanya.

Ia meminta para calon anggota DPRD, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta tim sukses calon presiden dan wakil presiden yang bertarung pada Pemilu 2019 agar melakukan kampanye dengan mengadu program, konsep, dan gagasan.

"Kita memilih pemimpin yang amanah untuk kemaslahatan daerah, masyarakat, dan bangsa di kemudian hari," katanya.

Turut hadir dalam sidang paripurna istimewa itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakilnya Josef Nai Soi beserta seluruh jajaran perangkat pemerintah provinsi, pimpinan dan anggota DPRD provinsi, serta pimpinan daerah dari sejumlah kabupaten.

Selain itu, Presiden Otonomi Khusus Oecusse, Timor Leste, Mari'e Alkatiri, bersama sejumlah pejabat dari negara tersebut, beberapa anggota DPR RI dari daerah pemilihan NTT di antaranya Fahry Djemi Francis, Andre Hugo Parera, para pimpinan lintas instansi dari tingkat pusat maupun daerah, serta berbagai elemen masyarakat setempat.

Busana Rote
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (mengenakan tenun khas NTT dan topi Ti'i Langga asal Pulau Rote) hadir bersama mantan PM Timor Leste Mari'e Alkatiri (kanan) di Kupang, Kamis, untuk merayakan HUT ke-60 Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mendagri antara lain didampingi Gubernur NTT Viktor B Laiskodat (kiri) dan Wagub NTT Josef Nae Soi (kanan). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha) 

Pada saat perayaan HUT ke-60 Provinsi Nusa Tenggara Timur itu, Mendagri Tjahjo Kumolo menggenakan busana Rote Ndao, sebuah kabupaten yang terletak di selatan Indonesia yang berhadapan langsung dengan Australia.

Gubernur NTT Viktor B Laiskodat, Wakil Gubernur Josef Nae Soi serta sejumlah pejabat daerah lainnya juga mengenakan pakian adat khas Nusa Tenggara Timur.

Gubernur NTT menggunakan pakaian adat Sumba, Wakil Gubernur NTT mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Ngada, Flores, Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Nagekeo.

Dalam sambutan ketika membuka rapat Paripurna di DPRD NTT, Anwar mengatakan, pertama kali dalam sejarah NTT perayaan HUT NTT dimulai dengan paripurna istimewa menggunakan pakaian adat.

"Ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah NTT, rayakan HUT melalui paripurna istimewa dan mengenakan pakaian adat pula," tambah dia.

Sementara itu ketika dikonfirmasi terkait penggunaan pakaian adat dalam rapat paripurna itu, Ketua Panitia HUT NTT, Mikael Fernandez mengatakan perayaan HUT NTT diawali dengan sidang paripurna istimewa.

Dimana seluruh anggota dewan, ASN dan undangan yang hadir diwajibkan gunakan pakaian adat. "Kami sudah sepakat untuk gunakan pakaian adat daerah masing-masing," katanya.
Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geo (Tengah mengenakan tenun ikat asal Ngada) bersama unsur pimpinan dewan lainnya, Kamis (20/12), foto bersama dalam rangka HUT ke-60 Provinsi Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)