Pemda NTT optimalkan tiga bendungan selama musim kemarau

id NTT,bendungan raknamo,rawan pangan,musim kemarau,El Nino

Pemda NTT optimalkan  tiga bendungan selama musim kemarau

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli (ANTARA/Benny Jahang)

Potensi air yang ada bisa mengisi produksi usaha pertanian pada musim kemarau sehingga kegiatan usaha pertanian yang dilakukan para petani tetap berproduksi...
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air yang ada di tiga bendungan yang masuk dalam proyek strategis nasional guna mengantisipasi terjadinya krisis air dan mendukung usaha pertanian selama musim kemarau.

"Ancaman anomali iklim dengan adanya fenomena El Nino jika tidak ditangani secara serius maka dapat berdampak terjadinya rawan pangan karena berkaitan dengan udara, air dan kondisi fisik lahan sehingga Pemerintah NTT mengoptimalkan pemanfaatan air yang ada di bendungan-bendungan yang ada untuk kebutuhan usaha pertanian selama musim kemarau," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli di Kupang, Senin, (31/7/2023).

Ia mengatakan terdapat tiga bendungan yang ditelah diresmikan Presiden Joko Widodo sebagai sumber air dalam mendukung usaha pertanian pada musim kemarau di NTT yaitu Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu yang memiliki kapasitas tampung 3,3 juta m3, Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang dengan kapasitas tampung sebesar 16,1 juta m3, serta Bendungan Napun Ngete di Kabupaten Sikka dengan kapasitas 11,22 juta meter kubik dengan genangan 99,78 hektar.

Dia menyampaikan, air yang terdapat di tiga bendungan itu bisa digunakan untuk optimalisasi lahan-lahan pertanian yang terdapat di sekitar kawasan selama musim kemarau.

"Potensi air yang ada bisa mengisi produksi usaha pertanian pada musim kemarau sehingga kegiatan usaha pertanian yang dilakukan para petani tetap berproduksi," ujar Lecky.

Ia menambahkan, Pemerintah NTT juga menyiapkan alat-alat pertanian untuk mempercepat proses panen pada musim panen satu yang biasanya saat musim panen membutuhkan waktu satu bulan menjadi lebih cepat, sehingga para petani bisa lebih cepat juga dalam mempersiapkan lahan untuk tanam kedua dengan memanfaatkan air yang ada.

Baca juga: Sebanyak 63 persen wilayah zona musim Indonesia terdampak El Nino menurut BMKG

"Langkah-langkah ini yang dilakukan Pemerintah NTT dalam mengantisipasi terjadinya kekurangan pangan akibat dampak El Nino di NTT," kata Lecky.

Baca juga: Masyarakat Manggarai diimbau waspada dampak El Nino

Menurut Lecky, selama musim kemarau ini para petani selain menanam padi juga lebih banyak menanam palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.