Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Selasa ditutup melemah karena sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang hawkish terkait kebijakan suku bunga acuannya.
Rupiah pada Selasa ditutup menurun 22 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.730 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.708 per dolar AS.
"Rupiah hari ini cenderung melemah terhadap dolar AS karena sikap The Fed yang hawkish menyebabkan kenaikan indeks dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, (6/2/2024).
Indeks dolar AS meningkat menjadi 104,2 dan imbal hasil atau yield obligasi AS tenor 10 tahun naik menjadi 4,15 persen.
Peluang pemangkasan suku bunga kebijakan AS atau Fed Funds Rate (FFR) pada Maret 2024 dinilai tipis sehingga pasar mulai berharap paling cepat penurunan suku bunga pada Mei 2024.
Dari domestik, pertumbuhan ekonomi 2023 yang lebih rendah dibanding tahun 2022 membuat pelaku pasar tidak puas.
Ekonomi Indonesia pada 2023 tetap tumbuh solid sebesar 5,05 persen di tengah perlambatan ekonomi global. Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2022 yang sebesar 5,31 persen.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa tergelincir ke level Rp15.734 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.705 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah awal pekan melemah menjelang rilis PDB 2023
Baca juga: Rupiah menguat dipengaruhi data ADP AS lebih lemah
Baca juga: Rupiah anjlok menjadi Rp15.826 per dolar AS
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah karena sikap Fed yang hawkish