Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai membentuk posko siaga untuk mengantisipasi dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir rob (banjir di wilayah pesisir), tanah longsor, pohon tumbang dan sambaran petir.
"Kami sudah koordinasi dengan semua pihak termasuk TNI-Polri, Keuskupan Ruteng, BMKG dan lainnya untuk siap menghadapi situasi terburuk," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Stefanus Tawar, ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Minggu, (10/3/2024).
Ia menjelaskan, posko siaga bencana hidrometeorologi itu untuk merespons cepat laporan bencana alam yang disampaikan pemerintah desa maupun pemerintah kecamatan.
"Unsur pemerintah terkait kita juga siap, seperti Dinas Pekerjaan Umum Manggarai," katanya.
Langkah konkret yang telah dilakukan posko adalah merespons sejumlah bencana longsor, termasuk menangani longsor yang menutup jalan di Kecamatan Cibal.
"Longsor subuh tadi diakibatkan hujan deras," katanya.
Pemkab Manggarai, lanjut dia, telah memetakan wilayah rawan bencana alam seperti longsor dan banjir. Wilayah rawan bencana alam yakni Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Cibal dan Kecamatan Reo.
Dia juga menjelaskan posko siaga bencana hidrometeorologi akan terus dibuka hingga 14 Maret 2024 sesuai peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG.
"Jika bencana masih meningkat maka kami akan perpanjang," katanya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengantisipasi bencana alam, terlebih potensi bencana tanah longsor.
"Kalau berada di tempat yang potensi longsor sebaiknya mengungsi secara mandiri ke keluarga atau tetangga yang rumahnya aman," katanya.
Sementara itu BMKG mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat NTT agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem hingga 14 Maret 2024.
"Diharapkan masyarakat tidak panik dan lebih mengantisipasi dampak yang ditimbulkan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang, Jumat (8/3/2024).
Ia menjelaskan potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan disebabkan adanya sirkulasi Siklonik di bagian barat daya Australia, sehingga membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin di wilayah NTT.
"Sehingga, menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang hingga sangat lebat, bahkan hujan ekstrem yang disertai petir dan angin kencang," kata Sti.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul:
Pemkab Manggarai bentuk posko antisipasi bencana hidrometeorologi