Bahkan, lokasi terjadinya bencana juga bisa terlihat melalui citra satelit. Kemudian dampaknya seperti apa, salah satu contoh adalah terkait dengan kebakaran lahan dan hutan.
"Setelah terjadinya bencana kita bisa melihat dampak dari bencana tersebut di mana lokasi-lokasi yang rusak dan sebagainya,” kata Rokhis.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah longsor di Indonesia sudah mencapai 183 kali kejadian terhitung sejak Januari hingga pertengahan April 2024.
Bencana longsor memiliki frekuensi paling tinggi dibandingkan bencana alam lainnya, seperti banjir, abrasi, angin puting beliung, maupun gempa bumi. Bahkan, selama 10 tahun terakhir bencana longsor juga tercatat sangat tinggi dengan jumlah mencapai 7.024 kali kejadian.
"Longsor merupakan bencana alam yang sangat penting untuk dikaji agar dampaknya bisa dikurangi di kemudian hari," pungkas Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sukristiyanti.
Baca juga: BRIN bilang patogen tular tanah timbulkan masalah serius tanaman jagung
Baca juga: BRIN teliti manfaat sorgum terhadap penurunan diabetes di Pulau Flores, NTT
Baca juga: BRIN bilang kemunculan banyak siklon tropis indikasi terjadinya perubahan iklim
Baca juga: BRIN bilang punya suplemen tingkatkan produktivitas sapi potong
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN deteksi kerentanan longsor melalui citra satelit