Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memasuki tahap penyelesaian pembangunan teleskop berukuran raksasa dengan diameter cermin 3,8 meter di Observatorium Nasional Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang berpotensi dapat dimanfaatkan untuk mengamati satelit.
Abdul mengemukakan, teknik pengamatan maupun analisis yang sudah lama dikenal dalam pengamatan astronomi adalah astrometri, fotometri, dan spektroskopi. Ketiga teknik ini juga telah digunakan dalam pengamatan satelit dan sampah antariksa.
"Teleskop astronomi untuk pengamatan satelit perlu memiliki slewing rate atau kecepatan bergerak yang cukup tinggi. Hal ini karena satelit dan sampahnya tergolong objek bergerak cepat yang kecepatan geraknya di langit bisa berkali-kali lipat dari gerak bintang," katanya.
Para periset di Pusat Riset Antariksa BRIN telah melakukan pengamatan satelit dengan teleskop sejak tahun 2022. Hal itu dilakukan baik melalui pengamatan astrometri untuk menentukan atau memperbaiki orbit satelit maupun fotometri untuk menentukan kecerlangan dan karakteristik sikap satelit.
“Satelit yang berputar (tumbling) umumnya terjadi pada satelit-satelit yang sudah berakhir masa operasinya sehingga menjadi sampah. Karakteristik sikap ini mencakup arah sumbu rotasi dan lajunya. Informasi ini dibutuhkan dalam upaya mitigasi dampak sampah antariksa,” kata Abdul.
Baca juga: Lapan Bangun Teleskop Terbesar di Asia Tenggara
Baca juga: BRIN akan melakukan uji coba Observatorium Nasional Timau di pertengahan 2024
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN siapkan teleskop berukuran besar untuk pengamatan satelit