BRIN bilang kemunculan banyak siklon tropis indikasi terjadinya perubahan iklim

id brin,perubahan iklim,siklon tropis,cuaca ekstrem,bencana hidrometeorologi

BRIN bilang kemunculan banyak siklon tropis indikasi terjadinya perubahan iklim

Ilustrasi - Pura Tanah Lot diterjang gelombang tinggi saat air laut pasang di objek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Kamis (14/3/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar memprediksi terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Bali selama tiga hari pada 14-16 Maret 2024 yang merupakan dampak dari terbentuknya bibit siklon tropis 91S dan 94S di wilayah Indonesia. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.)

...Kemunculan mata badai banyak, frekuensi kejadian ekstrem meningkat, dan juga lokasinya bertambah, kata Eddy saat dihubungi di Jakarta, Senin, (18/3/2024)
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan kemunculan banyak siklon tropis mengindikasi perubahan iklim yang telah berkontribusi dalam peningkatan intensitas kejadian cuaca ekstrem di Indonesia.
 
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan mengatakan saat ini tiga siklon tropis telah menyebabkan bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.
 
"Kemunculan mata badai banyak, frekuensi kejadian ekstrem meningkat, dan juga lokasinya bertambah," kata Eddy saat dihubungi di Jakarta, Senin, (18/3/2024).
 
Selain kemunculan siklon tropis di wilayah perairan Indonesia yang berbatasan dengan Australia, dua mata badai yang juga muncul di atas Jepang.
 
Eddy menuturkan mata badai yang muncul dalam waktu bersamaan seperti saat ini adalah fenomena tidak biasa yang mengindikasikan efek perubahan iklim.
 
 
Keberadaan siklon tropis dalam jumlah banyak tersebut tidak hanya menimbulkan bencana hidrometeorologi, tetapi juga menarik angin dingin dari Kutub Selatan yang membuat udara di Indonesia terasa cukup dingin.
 
"Salah satu teori dampak perubahan iklim adalah frekuensi kemunculan fenomena ekstrem meningkat. Kemudian, lokasi yang tidak biasanya," kata Eddy.
 
Lebih lanjut dia mencontohkan daerah yang biasanya tidak mengalami hujan justru turun hujan, seperti Timur Tengah. Lalu, kutub yang dingin kini mulai menghangat.
 
Bagi wilayah tropis seperti Indonesia yang hanya memiliki dua musim, cuaca ekstrem yang meningkat tidak hanya terjadi saat musim hujan saja, tetapi juga terjadi saat periode transisi menuju musim kemarau.
 
Eddy mengatakan kondisi cuaca di Indonesia akan kembali normal bila siklon tropis mendekati wilayah daratan karena mata badai punya energi yang kuat saat berada di tengah laut, namun meluruh saat mencapai daratan.
 
"Cuma sampai kapannya saya belum berani (memprediksi), karena memang kondisinya masih seperti ini," kata Eddy.*


Baca juga: BRIN bilang Intensitas serangan hama meningkat akibat perubahan iklim
Baca juga: BRIN teliti manfaat daun kelor untuk atasi anemia
Baca juga: BRIN bilang punya suplemen tingkatkan produktivitas sapi potong
Baca juga: BRIN akan melakukan uji coba Observatorium Nasional Timau di pertengahan 2024









Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN sebut kemunculan banyak siklon tropis indikasi perubahan iklim