"Salah satu teori dampak perubahan iklim adalah frekuensi kemunculan fenomena ekstrem meningkat. Kemudian, lokasi yang tidak biasanya," kata Eddy.
Lebih lanjut dia mencontohkan daerah yang biasanya tidak mengalami hujan justru turun hujan, seperti Timur Tengah. Lalu, kutub yang dingin kini mulai menghangat.
Bagi wilayah tropis seperti Indonesia yang hanya memiliki dua musim, cuaca ekstrem yang meningkat tidak hanya terjadi saat musim hujan saja, tetapi juga terjadi saat periode transisi menuju musim kemarau.
Eddy mengatakan kondisi cuaca di Indonesia akan kembali normal bila siklon tropis mendekati wilayah daratan karena mata badai punya energi yang kuat saat berada di tengah laut, namun meluruh saat mencapai daratan.
"Cuma sampai kapannya saya belum berani (memprediksi), karena memang kondisinya masih seperti ini," kata Eddy.*
Baca juga: BRIN bilang Intensitas serangan hama meningkat akibat perubahan iklim
Baca juga: BRIN teliti manfaat daun kelor untuk atasi anemia
Baca juga: BRIN bilang punya suplemen tingkatkan produktivitas sapi potong
Baca juga: BRIN akan melakukan uji coba Observatorium Nasional Timau di pertengahan 2024
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN sebut kemunculan banyak siklon tropis indikasi perubahan iklim