BMKG ingatkan dampak angin kencang di wilayah Selat Sape

id Bmkg, angin kencang, gelombang tinggi, ntt, selat sape, flores

BMKG ingatkan dampak angin kencang di wilayah Selat Sape

Ilustrasi - Kapal-kapal penyeberangan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)

Waspada angin kencang, perubahan arah angin, dan peningkatan tinggi gelombang yang terjadi secara tiba-tiba
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pelaku jasa pelayaran di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk berhati-hati karena dampak angin kencang berupa gelombang dan arus kencang untuk wilayah Selat Sape sepekan ke depan.

"Sepekan ke depan memang lagi potensi angin kencang dan berdampak pada gelombang dan arus kencang untuk wilayah Selat Sape," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Yandri Tungga di Kupang, Senin (1/7).

Ia mengatakan potensi angin kencang berpeluang menyebabkan tinggi gelombang bisa mencapai dua meter.

Hal ini juga disebabkan adanya potensi hujan dengan intensitas ringan karena dampak dari MJO dan Gelombang Rossby yang melintasi wilayah NTT.

Untuk itu, BMKG mengimbau pelaku jasa pelayaran yang melakukan aktivitas di wilayah Selat Sape untuk berhati-hati dan memperhatikan prakiraan cuaca maritim sebelum berlayar.

"Jika keadaan cuaca pada saat akan melaut dirasa kurang bersahabat seperti angin kencang serta gelombang laut tinggi diharapkan masyarakat maupun nelayan agar tidak melaut," kata Yandri mengingatkan.

Berdasarkan prakiraan BMKG, tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,0 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Samudera Hindia Selatan Sumba-Sabu, Perairan Selatan Kupang-Rote, dan Samudera Hindia Selatan Kupang-Rote.

"Waspada angin kencang, perubahan arah angin, dan peningkatan tinggi gelombang yang terjadi secara tiba-tiba," ucapnya.

Baca juga: Cuaca sebagian besar wilayah diprediksi hujan
Baca juga: BMKG imbau tingkatkan kewaspadaan saat melewati perairan Pulau Padar


Yandri pun mengingatkan masyarakat yang akan melakukan perjalanan atau aktivitas menggunakan kapal laut agar memperhatikan informasi BMKG.

Sedangkan bagi nelayan, ia juga berpesan agar mengamankan kapal atau perahu ke tempat yang aman.

"Untuk mengurangi kerugian material, para nelayan dapat mengamankan kapal atau perahu ke tempat yang lebih aman," kata dia berpesan.

Sebelumnya, sebuah kapal nelayan tenggelam diterjang angin dan gelombang tinggi di perairan Selat Lintah, Pulau Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat pada Minggu (30/6).

Dalam keterangan resmi dari Basarnas Maumere, angin kencang dan gelombang tinggi membuat kapal yang ditumpangi dua orang nelayan dan dua anak-anak terbalik pada pukul 12.00 WITA.

Tim SAR Gabungan pun berhasil mengevakuasi empat korban dalam keadaan selamat.