Kupang, NTT (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah berupaya mengoptimalkan peran ayah dalam pengasuhan anak yang diawali dengan rapat koordinasi yang melibatkan 40 peserta dari lembaga layanan sosial PATBM tingkat kelurahan.
“Peran ayah dalam pengasuhan anak perlu dioptimalkan, karena ayah merupakan pelindung keluarga yang sangat berpengaruh langsung bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya,” kata Plt. Kepala DP3A Kota Kupang Imelda Patricia Manafe dalam Rapat Koordinasi Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di Kupang, Selasa.
Rapat koordinasi PATBM itu menekankan “Pentingnya Peran Ayah Terhadap Pengasuhan Anak” yang juga bertujuan yang berkolaborasi bersama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) NTT.
Pada kesempatan itu, Imelda menyebutkan berdasarkan data UPTD PPA Kota Kupang sejak awal tahun hingga April 2025 kasus kekerasan yang terjadi dari orang-orang terdekat sebanyak 13 kasus.
“Jumlah ini mengalami peningkatan signifikan bila dibandingkan tahun 2024 yang berjumlah 25 kasus,” katanya.
Menurut dia, data tersebut menunjukkan bahwa orang-orang terdekat yang seharusnya menciptakan ruang aman bagi anak tetapi justru menjadi ancaman bagi mereka.
Ia menilai pada realitanya peran ayah masih kurang dioptimalkan karena lebih banyak peran ibu dalam pengasuhan anak. Padahal ayah sebagai sosok teladan juga memiliki andil besar dalam pertumbuhan anak.
“Jadi penting untuk kita mengoptimalkan peran ayah dalam pengasuhan melalui edukasi dan motivasi di kelurahan masing-masing demi mengurangi angka kekerasan yang terjadi dalam rumah maupun di tempat lainnya,” kata dia.
Ia menyebutkan sasaran kegiatan itu yakni meningkatkan partisipasi pengurus PATBM di setiap kelurahan dalam mengaktifkan peran ayah dalam pola asuh dan dukungan emosional bagi anak.
“Setelah kegiatan ini peserta dapat menindaklanjuti dengan memberikan pemahaman kepada setiap ayah di kelurahan dalam pengasuhan anak,” katanya.
Sementara itu, Abdi Keraf, Psikolog dan Akademisi Universitas Nusa Cendana Kupang, selaku narasumber mengatakan kegiatan itu sebagai bentuk dukungan pemerintah menciptakan Kota Layak Anak (KLA) dengan mengoptimalkan peran ayah dalam pengasuhan anak.
“Ayah harus menjadi role model paling utama dalam keluarga. Peran ayah di rumah itu tidak hanya sekedar mencari nafkah, tetapi juga mengurusi segala sesuatu yang ada terkait dengan tumbuh kembang anak,” katanya.
Ia berharap para peserta dapat mengaplikasikan materi serta rencana tindak lanjut di kelurahan masing-masing demi mewujudkan pembangunan kota yang ramah anak.

