Kupang, NTT (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menekankan pentingnya optimalisasi peran ayah dalam pengasuhan anak sebagai salah satu upaya mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) di wilayah tersebut.
“Peran ayah dalam pengasuhan anak perlu dioptimalkan, karena ayah merupakan pelindung keluarga yang sangat berpengaruh langsung bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya,” kata Plt. Kepala DP3A Kota Kupang Imelda Patricia Manafe di Kupang, Selasa.
Imelda menjelaskan, berdasarkan data UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Kupang, sejak Januari hingga April 2025 sudah tercatat sebanyak 13 kasus kekerasan yang dilakukan orang-orang terdekat.
“Jumlah kasus kekerasan ini kemungkinan mengalami peningkatan signifikan bila dibandingkan tahun 2024 yang totalnya 25 kasus, karena data Januari hingga April 2025 saja sudah tercatat 13 kasus, ” katanya.
Menurut dia, data tersebut menunjukkan bahwa orang-orang terdekat yang seharusnya menciptakan ruang aman bagi anak tetapi justru menjadi ancaman bagi mereka.
Ia juga menilai pada praktiknya peran ayah masih kurang dioptimalkan karena lebih banyak peran ibu dalam pengasuhan anak. Padahal ayah sebagai sosok teladan memiliki andil besar dalam pertumbuhan anak.
Untuk itu, DP3A bersama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) NTT melalui rapat koordinasi dengan pengurus lembaga Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) berkolaborasi demi mengupayakan optimalisasi peran ayah.
“Para pengurus PATBM perlu bersinergi dalam memaksimalkan peran ayah melalui edukasi dan motivasi di kelurahan masing-masing demi mengurangi angka kekerasan yang terjadi di dalam rumah maupun di tempat lainnya,” kata dia.
Pada kesempatan sama, Psikolog dan Akademisi Universitas Nusa Cendana Kupang Abdi Keraf menambahkan bahwa keterlibatan ayah secara aktif berkontribusi nyata dalam perkembangan emosional anak.
“Ayah harus menjadi role model paling utama dalam keluarga. Peran ayah di rumah itu tidak hanya sekedar mencari nafkah, tetapi juga mengurusi segala sesuatu yang ada terkait dengan tumbuh kembang anak,” katanya.
Ia berharap pengurus PATBM dapat mengaplikasikan materi dan rencana tindak lanjut di kelurahan masing-masing demi mewujudkan pembangunan kota yang ramah anak.