Kupang, NTT (ANTARA) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan jumlah investor pasar modal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 133.048 orang atau Single Investor Identification (SID) per Oktober 2025.
“Jumlah investor pasar modal di NTT mencapai 133.048 investor dengan penambahan 30.150 investor baru pada periode Januari sampai dengan Oktober 2025,” kata Kepala BEI Perwakilan NTT Adevi Sabath Sovani di Kupang, Rabu.
Ia menjelaskan penambahan investor baru tersebut setara peningkatan 29 persen dari tahun 2024 yang berjumlah 102.898 SID.
Adapun investor pasar modal di NTT berinvestasi pada saham, reksadana, obligasi, Exchange-Traded Fund (ETF) dan produk derivatif.
Menurut dia, peningkatan ini menunjukkan tren positif selama empat tahun terakhir, yakni 35.761 SID pada 2021, 56.872 SID (2022), 79.026 SID (2024), dan 102.898 SID (2024).
Lebih lanjut, terdapat tiga wilayah dengan jumlah investor domestik terbanyak, yaitu Kota Kupang (23.970 SID), Kabupaten Kupang (9.871), dan Kabupaten Belu (9.540 SID).
Sementara dua wilayah dengan jumlah investor terendah, yaitu Kabupaten Sabu Raijua (1.304 SID) dan Kabupaten Sumba Tengah (1.034).
“Sebaran investor saham berdasarkan pekerjaan didominasi oleh karyawan 28,46 persen dan pelajar/mahasiswa sebanyak 25,66 persen,” kata Adevi.
Untuk kategori guru, lanjut dia, tingkat partisipasi masih 2,78 persen sehingga BEI NTT terus memperluas program edukasi yang menjangkau langsung sekolah-sekolah.
Dari sisi usia, jumlah investor terbanyak berada pada rentang 18-30 tahun sebanyak 24,45 persen, sementara berdasarkan gender terdiri atas 60,31 persen laki-laki dan 39,49 persen perempuan.
“Hingga Oktober 2025, BEI NTT telah berkolaborasi dengan 21 galeri investasi dan lima perusahaan efek,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Selasa (25/11), BEI NTT memberikan penghargaan kepada pengelola galeri investasi yang berprestasi dalam Flobamorata Galeri Investasi BEI Award 2025.
Adevi menekankan BEI NTT terus berinovasi dalam mendorong pertumbuhan investor domestik melalui rangkaian kegiatan literasi, inklusi, dan aktivasi pasar modal di provinsi berbasis kepulauan itu.

